Siswa siswi Madrasah Muallimin Muallimat tidak seperti biasanya, pada hari ini, Rabu (28/11/2018), tidak banyak buku dan kitab kuning yang ditenteng menuju ke Madrasah. Mereka masing-masing hanya membawa satu kitab kuning, bahkan ada yang tidak membawa sama sekali. Siswa dan siswi yang hadir di Madrasah-pun, tidak sebanyak pada hari-hari biasa.
Pada hari ini, siswa siswi kelas 3 sampai kelas 6, memang tidak ada jam pelajaran. Karena itu tidak banyak buku dan kitab yang dibawa. Pun siswa siswi yang hadir tidak sebanyak seperti biasa. Mereka tengah mengikuti "Ujian Lisan Baca Kitab".
Dalam ujian ini, setiap tingkatan kelas diberi batas. Kelas 3, yang harus dibaca adalah kitab Fathul Qorib, dan batas yang harus dipelajari, kemudian dibaca di depan penguji adalah Kitab Thoharoh sampai dengan Fasal Fi Ahkamil Jizyah. Sedangkan untuk kelas 4 sampai kelas 6, kitab yang harus dipelajari dan dibaca di depan penguji adalah kitab Tuhfatut Thullab Syarh At Tahrir.
Hari ini, Rabu (28/11) adalah jadwal untuk kelas 3 sampai kelas 6. Sedangkan untuk kelas 1 sampai kelas 2 dilaksanakan pada Kamis (29/11).
Khusus kelas 1A, kitab yang dibaca adalah Matan Taqrib. Bagi kelas khusus persiapan bagi lulusan MI/SD dari luar PP Bahrul Ulum ini, siswa bisa membaca kitab yang ada makna pesantrennya, tetapi dengan syarat makna yang ada merupakan makna yang dibuat siswa sendiri. Namun jika siswa mampu membaca kitab kosongan (tanpa makna), maka akan bisa mendapat nilai sampai 90.
Ujian lisan baca kitab, yang diselenggarakan menjelang ujian tulis Penilaian Akhir Semester (ujian semester), merupakan ujian yang cukup disegani bagi siswa dan siswi Muallimin Muallimat, karena ujian ini merupakan tolak ukur bagi siswa siswi dalam menguasai kitab kuning, terkait dengan kelancaran membaca kitab kuning, peguasaan Bahasa Arab (nahwu dan shorof) dan, pemahaman isi kitab kuning. Penguasaan kitab kuning merupakan salah satu standar kompetensi lulusan yang paling utama di Madrasah Muallimin Muallimat.
Karena itu, siswa siswi selalu menyiapkan ujian lisan baca kitab ini secara serius. Tidak jarang mereka menyiapkan sambil begadang dan saling mencoba membaca di antara teman.
Sampai di ruang ujian-pun, masih terlihat siswa siswi yang masih menelaah, sambil dengan sikap nervous menghadapi guru penguji, yang semuanya adalah guru Madrasah. (ma)