Alkisah, diceritakan bahwa seorang imam menasehati seorang anak kecil yang di depannya ada lubang.
Sang imam berkata: “Wahai anak kecil, jangan sampai kamu jatuh ke lubang itu.”
Anak kecil itu lalu menjawab: “Justru Anda Wahai Imam, jangan sampai Anda jatuh ke lubang itu. Jika saya jatuh, saya jatuh seorang diri. Tapi jika Anda jatuh, akan jatuh bersama Anda jutaan manusia.”
Pelajaran yang bisa diambil:
Pertama, tidak ada ukuran besar-kecil atau tua-muda untuk menasihati dan dinasehati. Jangan merasa besar untuk dinasehati, dan jangan merasa kecil untuk menasehati. Jangan merasa yang tua lebih baik dan paling pantas memberikan nasehat kepada yang muda atau kecil. Karena Hidayah dan teguran Allah tidak harus datang dari orang yang lebih tua atau besar.
Kedua, orang yang memiliki pengaruh besar, orang yang memiliki pengikut banyak, jangan merasa paling benar dan paling bersih, karena nasehat dari orang lain adalah media kita untuk mengetahui kekurangan dan kesalahan kita.
Umar bin Khattab berkata:
“Orang paling aku cintai adalah yang menunjukkan kepadaku kekurangan-kekuranganku.”
Dalam sebuah majelis, ketika seorang perempuan menyalahkan pendapat Umar yang menyelisihi ayat Al-Qur’an, Umar dengan lapang dada mengakui kesalahannya lalu berkata: “Semua orang lebih pintar daripada Umar. Perempuan itu betul dan Umar yang salah. Semoga Allah merahmati orang menujukkan kepadaku kekurangan-kekuranganku.”
(Oleh: Moch Wildan Habibie, S. Humi, dsarikan dari kitab “Mausu’ah Al-I’jaz Al-Ilmi fil Qur’an was Sunnah” karya Dr Ratib An-Nabulsi.)