Mungkin tulisan ini sudah agak telat untuk dimuat di website Madrasah Muallimin Muallimat, karena teman–teman angkatan 2023 sudah muwadaah dan, beberapa dari mereka sudah menemukan sekian persen dari gambaran masa depan di kampus impiannya masing–masing. Tapi banyak juga yang masih berjuang di SNBT, UMPTKIN, dan mungkin juga tes mandiri.
“Setelah di MMA, Mau Kemana?” Pertanyaan ini sepertinya sudah lazim dilontarkan oleh berbagai pihak kepada teman-teman kelas akhir yang notabene akan menyelesaikan studi di MMA tercinta ini. Sudah galau memikirkan lulus 100 persen atau tidak, ditambah pertanyaan sensasional di atas, membuat pikiran semakin tidak karuan.
Saat bulan Ramadhan 1444 H kemarin, saya berkesempatan sowan ke Kepala Madrasah Muallimin Muallimat Tambakberas, KH Abdulloh Rif’an, bersama teman-teman lain. Saat itu beliau menyampaikan dawuh kurang lebih seperti ini: “sebenarnya saya itu juga ingin anak muallimin-muallimat masuk di kampus umum agar bisa masuk di semua lini kehidupan, ben gak kabeh nak UIN. Ben enek arek MMA seng berkiprah di dunia ilmu umum.” Dawuh beliau Tanpa menganggap sebelah mata teman-teman yang berkeinginan masuk UIN dan menganggap sebagai anak emas teman-teman yang masuk kampus negeri.
Saya dan teman-teman saat itu menangkap bahwa, seiring dengan berkembangnya zaman, MMA saat ini tertantang untuk menjadikan alumninya agar bisa menjadi apapun sesuai passion yang mereka miliki, tak harus semuanya menjadi kiai atau bunyai. Ilmu yang didapatkan selama di MMA sudah seharusnya menjadi kompetensi dasar bagi setiap alumni yang berkiprah di masyarakat.
Gampangnya, mereka tetap memiliki keilmuan agama yang matang selama di MMA serta saat kuliah mencoba fan ilmu lain agar kedepannya ada seorang psikolog yang bisa membaca kitab kuning dan mengisi ngaji di daerahnya, ada dosen sosiologi yang bisa memimpin tahlil dan sebagainya.
Mungkin tulisan pendek ini bisa memotivasi teman-teman untuk bisa melanjutkan pendidikannya, entah di kampus negeri, UIN, Ma’had Aly, bahkan di luar negeri. Yang terpenting adalah kita tetap menjadi siswa Madrasah Muallimin Muallimat yang berakhlaq, berilmu, dan berkiprah.
Penulis: Moh. Sahru Romadhon (Alumni MMA Tahun 2022, dan sedang melanjutkan studi di S1 Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Malang)