Muallimin Online,
Sebagai upaya untuk menunjang pemahaman dan kemampuan siswa dalam merawat jenazah, Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun Bahrul Ulum Tambakberas, menyelenggarakan kegiatan Praktik Tajhizul Janaiz atau praktik merawat dan menyiapkan jenazah.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Selasa (11/02) dan dimulai pukul 12.30 sampai 15.00 WIB tersebut, dilakukan di halaman Madrasah Muallimin Muallimat kampus satu (Putri).
Sebelum praktik dilakukan, kegiatan didahului sambutan oleh Staf Bidang Kurikulum Madrasah, H. Abdul Fattah. Sementara itu praktik langsung dibina K.H. Abdul Rozaq Husni, pimpinan dan guru Madrasah. Sedangkan peserta praktik adalah seluruh siswa putri kelas 5.
Dalam praktik, mereka belajar runtutan-runtutan cara merawat jenazah, mulai dari cara memandikan, mengkafani, mensholati, sampai menguburkan. Hanya saja materi yang diberikan hanya praktik mengkafani. Hal ini karena bila diberikan juga praktik memandikan dan menguburkan lokasi praktik tidak memadai.
Menurut salah satu panitia, para peserta ada yang senang, dan juga ada yang takut. “Lucu mbak-mbak itu. Selama ini mereka jarang tau kain kafan secara langsung. Jadi ketika kami siapkan boneka jenazah lengkap dengan perangkat mengkafaninya (kain kafan sama jarit), mereka ada yang semangat, ada yang takut. Nggak mau maju praktik," ujar salah satu panitia yang enggan disebut namanya.
Selain untuk menunjang pemahaman siswa, Madrasah juga berharap kegiatan ini dapat memberikan pengalaman bagi siswa agar siap berkiprah di masyarakat kelak. Hal ini sesuai dengan moto madrasah Muallimin Muallimat yakni “Berakhlaq, Berilmu, Berkiprah”
Kegiatan praktik tajhizul janaiz ini merupakan kegiatan rutin Madrasah setiap satu tahun sekali. Namun pada kepengurusan OSIS periode 2024-2025 ini, praktik tajhizul janaiz dilaksanakan setahun dua kali, yaitu untuk kelas enam dan kelas lima.
Tahun depan yang melaksanakan kelas lima dan empat. Selanjutnya, tahun depannya lagi, baru dilaksanakan satu tahun sekali, buat kelas empat. Karena sebenarnya kegiatan ini untuk siswa elas empat. Namun karena tahun lalu tidak dilakukan, maka tahun ini “meng-qodho" buat tahun sebelumnya. Agar semua bisa merasakan. (Nilna Najwa)