Menyingkap Rahasia Lailatul Qodar
Dalam kitab Nashoihul Ibad Karya Syeikh Nawawi al-Bantani al-Jawi, pada bab assudasi (nasihat yang berupa enam pesan) dikutib maqolah ke-4 Umar bin Khottob berkata demikian:
ان الله كتم ستة فى ستة: كتم الرضا فى طاعة وكتم الغضب فى معصية وكتم ليلة القدر فى شهر رمضان وكتم اولياءە فيما بين الناس وكتم الموت فى العمر وكتم الصلاة الوسطى فى الصلواة.
“Sesungguhnya Allah Swt. merahasikan enam hal di dalam enam hal, yaitu: merahasiakan ridaNya dalam ketaatan, merahasiakan murkaNya dalam perbuatan maksiat, merahasiakan Lailatur Qadar dalam bulan Ramadan, merahasiakan waliNya di tengah-tengah manusia, merahasiakan kematian di sepanjang umur, dan merahasiakan salat wusta di dalam salat-salat lainnya.”
Dalam maqolah tsb dijelaskan bahwa di antara enam hal yang dirahasiakan Allah adalah Lailatul qodar. Mengapa Allah merahasiakannya? Tentu maksud dan tujuannya adalah agar kita semangat dan sungguh-sungguh menjalankan ketaatan dan ibadah selama bulan romadhon sebulan penuh. Kemuliaan melebihi seribu bulan itu akan diberikan oleh Allah bagi siapa saja yang melakukan ketaatan atau ibadah romadhon dengan penuh totalitas karena pahala satu ibadah sunnah dalam bulan romadhon sebanding dengan pahala ibadah fardhu di luar romadhon bahkan satu rokaat di bukan romadhon lebih baik daripada seribu rokaat di luar romadhon.
Lalu mengapa Nabi Muhammad lebih mengintensifkan ketaatan dan ibadah pada 10 malam terakhir romadhon? Sebagaimana hadits berikut:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دخل العشر أحيا الليل، وأيقظ أهله، وجد وشد المئزر. (رواه مسلم)
"Saat memasuki 10 hari terakhir romadhon Rosulullah menghidupkan malamnya dengan membangunkan keluarganya untuk beribadah dengan semangat dan totalitas".
Makna dari hadits tsb sangat jelas bahwa bulan romadhon sangat dianjurkan agar diisi dengan ketaatan dan ibadah dengan semangat penuh keimanan dan pengaharapan besar atas kemurahan Allah sejak awal bahkan terlebih menyisakan 10 hari terakhirnya jangan sampai terlewatkan sia-sia tanpa kebaikan dan ketaatan. Bukan berarti kita hanya semangat saja di sisa sepuluh hari terakhirnya saja tanpa diawali semangat mulai awalnya. Ibarat suatu kompetisi, peserta yang mampu bertahan dan lebih semangat untuk bertanding hanyalah mereka yang memiliki daya semangat dan daya juang tinggi sejak awal sehingga mereka mampu bertahan hingga bapak akhir kompetisi apalagi diiming-iming dengan medali bergengsi. Namun sebaliknya, bagi mereka yang tidak memiliki daya semangat dan juang yang tinggi sejak awal kompetisi dipastikan sulit untuk bertahan sampai babak akhir alias mereka yang tak punya daya semangat dan juang sejak awal dipastikan tersingkir dan kalah. Jadi, seperti itulah makna menghidupkan malam romadhon pada 10 hari terakhirnya agar meraih kemuliaan yang melebihi seribu bulan
Malam melebihi 1000 bulan tersebut adalah tamu agung yg disaksikan oleh seluruh malaikat dan malikat jibril. Siapakah yg didatangi oleh malam keramat itu? Jawabannya dg tegas dijelaskan oleh bunyi dalam surat alqodr melalui redaksi wamaa adroka maa lailatul qodr? Idrok adalah pngetahuan keimananan yg tdk bisa diprediksi kepastiannya scara fisik. Keimanan adalah kata kuncinya. Siapa saja yg mnghidupkan di bulan romadhon dg berdasarkan keimanan dan murni mngharap ridho Allah dialah yg akan didatangi oleh tamu agung tersebut.
من قام رمضان ايمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه .
"Siapa saja yang menghidupkan bulan romadhon dengan ketaatan atas dasar keimanan dan mengharap kemurahan Allah maka dosa masa lalunya diampuni"
Yang perlu digarisbawahi lagi bahwa mendapatkan dn menjumpai malam kemuliaan itu adalah dengan ketaatan dan ibadah kepada Allah bukan dengan diisi dengan kemaksiatan kepadaNya. Ingatlah ada penegasan pada bagin akhir maqolah tersebut dijelaskan sebagai berikut:
فإن الحسنات تضاعف فيه ما لا تضاعف فيما سواه وكذلك السيئات.
"Sesungguhnya semua kebaikan pada malam kemuliaan itu dilipatgandakan pahalanya tidak pada malam selainnya. Begitu juga semua kemaksiatan pada malam itu dilipatgandakan dosanya".
Sedang melakukan apakah kita saat datang malam kemuliaan itu datang menghampiri kita??? Wallahu alam bimurodihi...
Achmad Musyaffak, S.Pd., M.Pd.I.