Muallimin Online,
Dalam rangka haul KH. Abdul Wahab Hasbullah ke-46 yang dilaksanakan pada hari jum’at (04/08/2017) bertepatan dengan 11 Dzulqo’dah 1438 H. Dihadiri oleh Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin dan KH. Asep Syaifuddin Chalim juga turut serta KH. Maemun Zubair. Dalam acara tersebut juga turut hadir tamu-tamu kehormatan dari berbagai daerah luar provinsi seperti Tapanuli, Makasar dan Papua. Bahkan, ada tamu kehormatan yang hadir dari Taiwan.
Selain itu, acara Haul tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari PWNU Jatim, PCNU Jombang, dan MWC Kota Jombang. Permulaan acara dibuka dengan lantunan ayat suci al-Qur’an oleh Ust. Aminuddin dan tahlil dipimpin oleh KH Masduqi Abdurrahman, Perak.
KH Hasib Abd Wahab memberikan sambutan yang pertama sekaligus menceritakan kenangan ketika beliau dulu masih kecil dulu “Dalam setiap haul saya tidak pernah memakai sorban seperti ini. Lalu saya melihat foto beliau dan saya ingat saat beliau mengajari saya memakai sorban, dan saya bertanya ‘Kenapa kok dipakai seperti ini? (Dipakai seperti udeng di kepala) kok tidak hanya disampirkan saja di pundak? lalu mbah wahab menjawab ‘Kalau disampirno tok, koyok anduk'”
Dalam tataran keilmuan, beliau sangat mengusai bidang ilmu apapun. Hingga tak ada yang mampu menang ketika berdebat dengan beliau. Seperti yang disampaikan oleh KH. Asep Syaifudin “Beliau tidak pernah kalah ketika berdebat dalam forum apapun dan dengan siapapun. Dr. Soetomo itu tak pernah mau berdebat dengan Mbah Wahab”
Meskipun begitu, Mbah Wahab merupakan sosok yang begitu rendah hati. Itu dapat dilihat dari sepeninggal Kyai Hasyim Asy’ari “Karena begitu ta’dim dan hormatnya pada Kyai Hasyim, Mbah Wahab tidak pernah mau menduduki posisi Rois Akbar NU. Dan akhirnya Kyai Hasyimlah satu-satunya yang menjadi Rois Akbar dan Kyai Wahab secara aklamasi ditetapkan sebagai Rois Am” pungkas Kyai Asep
Dalam mewujudkan masyarakat yang punya sikap toleransi dan menjalin kerukunan agar terwujud kemaslahatan bangsa, negara dan agama beliau tak pernah berhenti untuk berjuang. Bapak Menteri Agama menjelaskan “Beliau tidak hanya menjadi tokoh dari Nahdlatul Ulama’ tapi juga tokoh dan pahlawan indonesia.”
Beliau menambahkan “Lebih dari itu, melalui berbagai studi yang telah dilakukan oleh para peneliti sejarah. Beliau juga tokoh dari ASEAN dan dunia terutama untuk Saudi Arabia, karena kontributor dan sumbangsih beliau begitu besar terhadap kerukunan umat beragama dan beliau merupakan seorang konseptor handal. Banyak konsep-konsep mengenai “khoirunnas anfa’uhum linnas” yang beliau telurkan”
“Seperti konsepsi tentang Halal bi halal. Konsep tersebut ada karena kondisi bangsa yang carut marut pada tahun 1948. Elit politik bertengkar dan terjadi banyak pemberontakan. Atas permintaan Bung Karno pada mbah Wahab ‘Begini, para elite politik tidak mau bersatu, itu karena mereka saling menyalahkan. Saling menyalahkan itu kan dosa. Dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan. Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Sehingga silaturrahmi nanti kita pakai istilah ‘halalbihalal’’ Kyai Wahab menjelaskan.” jelas Pak Menteri Agama.
Satu yang beliau tangkap dan yang paling menonjol yang ada pada diri Mbah Wahab “Melihat Mbah Wahab, benang hijaunya adalah cintanya pada tanah air. Kalau tidak mau pakai benang merah ya saya memakai benang hijau” disambut gelak tawa hadirin.
Di akhir sambutannya beliau berujar “Dengan kerendahhatian saya ingin menyebut beliau sebagai bapak pecinta tanah air. Lagu/syair ‘yalal wathon’ itu syair yang sangat menggugah gelora semangat perjuangan dan mebuat cinta pada tanah air.” tutur beliau.
KH. Abdul Wahab Hasbullah adalah salah satu tokoh NU yang selalu menarik untuk dibicarakan dan tak pernah habis ketika dibicarakan. Dan semakin banyak yang membicarakan maka akan semakin banyak pula yang tak terbicarakan. Begitulah Bpk Faizun yang bertindak sebagai MC memungkasi acara haul KH. Abdul Wahab Hasbullah ke-46. (ma/kbu)