• madrasatuna.1953@gmail.com
  • 0321-865280 (Putri) / 0321-3083337 (Putra)
  • Home
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi dan Misi
    • Sambutan Kepala Madrasah
    • Struktur Personalia Organisasi
    • Jenjang Belajar Dan Ijazah
    • Data Guru
  • Program
    • Program Strategis 5 Tahun (2023-2028)
    • Rencana Kerja 1 Tahun (2023-2024)
    • Rencana Kerja 1 Tahun (2024-2025)
  • Publikasi
  • Pengumuman
  • Download
  • Kontak

Hubungan Pesatren Kranji Dengan Pesantren Jombang

  • Home
  • Berita
Ruang Siswa Sabtu, 31-Desember-2022 07:57 2420

Salah satu pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah atau dikenal dengan Pondok Kranji, KH Baqir Adelan memiliki kecerdasan intelegensi, keberanian, kemandirian serta kemampuan dalam ilmu perdagangan. 

Kiai Baqir adalah seorang pengembara yang haus akan ilmu. Bukti atas kehausannya dalam mencari ilmu adalah beliau menempuh belajar di beberapa pondok pesantren, salah satunya di pesantren Jombang. Saat memutuskan untuk belajar di pesantren Jombang, Kiai Bakir awal mulanya ingin menuju ke Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang, tapi setelah beberapa pertimbangan, Kiai Baqir memutuskan untuk mesantren di Tambakberas.

Kiai Baqir Adelan mondok di Tambakberas sekitar tahun 1951. Saat masuk di Tambakberas, Kiai Bakir diterima di Madrasah (MI) Ibtidaiyah langsung kelas 5. Hal ini karena Kiai Bakir sudah memiliki bekal dari Pondok Kranji. Saat itu Kiai Baqir sudah mampu menghafal dan memahami kitab-kitab yang dipelajari di MI Tambakberas, meskipun pelajaran di MI Tambakberas saat itu sudah sangat tinggi. Pelajaran Nahwu saja sudah mengunakan M Imrithi dan Alfiyah Ibnu Malik. 

Sebelum mondok di Tambakberas atau saat masih belajar di Kranji, Kiai Baqir memang sudah dikenal akan kecerdasannya. Saat beliau masih berumur sekitar 14 saja, beliau sudah mengaji di desa kemantren yang rata-rata pengikutnya sudah tua. 

Kiai Baqir ngaji di pondok Tambakberas kepada Kiai Hamid Chasbullah, sosok yang  terkenal akan keistiqomahan dan kewira'inya. Saaat itu, Mbah Kiai Abdul Wahab Chasbullah masih sibuk mengurus organisasi Nahdlatul Ulama di Jakarta. 

Pada saat itu santri Tambakberas yang ngaji kepada Kiai Hamid berjumlah sekitar 40 orang. Kelak,  40 santri tersebut menjadi Kiai-Kiai besar, diantaranya adalah Kiai Baqir Kranji, Kiai Nashrulloh Tambakberas, Kiai Khoiri, Kiai Abdurrahman Panyuran, Kiai Zubair Sendang Lamongan, dan lain-lain. Sedangkan kitab yang digunakan mengaji adalah kitab Fathul Muin, Kifayatul Akhyar dan lain-lain. 

Setelah dua tahun belajar, Kiai Baqir memutuskan belajar ke dusun Bulak Mojokrapak Tembelang Jombang, tetangga desa Tambakberas, untuk meminta pengajaran khusus dari Kiai Abdul Djalil, yang terkenal menguasai ilmu-ilmu yang langka saat itu, yaitu ilmu Arudl, ilmu Falak, ilmu Faroid, Nahwu, adalah fan ilmu lain yang amat dikuasai Kiai Djalil.

Metode belajar yang ditempuh Kiai Baqir dengan cara menjawab soal-soal yang diberikan oleh Kiai Djalil. Lalu jawabannya ditashih sendiri oleh Kiai Djalil. Belajar dengan metode seperti ini ditempuh Kiai Baqir sampai 1 tahun lamanya, sampai Kiai Baqir lulus dari MI Tambakberas. 

Disamping memiliki semangat dalam belajar, Kiai Baqir juga piawai dalam dalam berdagang. Ketika berangkat ke Jombang, Kiai Baqir membawa ikan asin dari kranji dan dijual di Jombang untuk biaya hidupnya. Disamping itu, beliau juga pernah melakukan usaha melinting rokok. Usaha itu beliau lakukan di sebelah masjid Bulak. Hasil dari lintingan rokok tersbut dijual di pasar Jombang.

Setelah selesai belajar di Pesantren Tambakberas selama 2 tahun, Kiai Baqir melanjutkan pengembaraannya di Pesantren Denanyar yang diasuh oleh K.H. Bisri Syansuri. Kiai Baqir mendaftar guru di pondok Denanyar tersebut pada tahun 1954 dan diterima oleh Mbah Bisri, dan dalam beberapa waktu kemudian Kiai Baqir dipercaya menjabat sebagai ketua pondok. 

Saat mondok dan menjadi guru di Denanyar, Kiai Baqir meninggalkan beberapa jasa. Di antara jasa Kiai Baqir di Denanyar adalah diperbolehkannya olahraga di pesantren. Dulunya Mbah Bisri tidak memperkenankan olahraga karena terlihatnya aurot. Hal tersebut disiasati Kiai Baqir dengan olahraga memakai celana panjang. Hal tersebut diaturkan (disampaikan) ke Mbah Bisri, sehingga akhirnya olahraga diperbolehkan olahraga dengan syarat memakai celana.

Jasa Kiai Baqir yang lain, di satu waktu Kiai Baqir pernah matur (menyampaikan) kepada Mbah Bisri, bila beliau tidak memiliki biaya dan berniat untuk menjalankan usaha bisnis pesantren. Di antara usaha beliau adalah bekerja sama dengan toko kitab untuk membantu santri agar tidak kerepotan dalam mencari kitab untuk belajar. Dan ternyata usaha ini mempunyai keuntungan yang besar. Keuntungan dari usahanya dibagi menjadi dua. Sebagian dibawa ke toko kitab dan di masukkan ke keuangan pesantren. Kiai Bisri mengapresiasi atas banyaknya keuntungan yang diperoleh dari usaha Kiai Baqir. 

Selanjutnya Kiai Baqir juga meminta izin untuk usaha padi, yang juga diperbolehkan. Hal ini karena Mbah Bisri sudah tahu reputasi Kiai Baqir dalam berdagang. Saat berdagang padi Kiai Baqir mengunjungi gudang-gudang padi untuk membeli, kemudian disimpan. Saat harga beras naik, beliau menggiling padi tersebut kemudian menjualnya. Laba penjualan di bagi seperti sebelumnya. Di Pondok Denanyar Kiai Baqir mondok sampai 5 tahun. Setelah itu kembali ke Kranji.

Setelah memiliki putra, Kiai Baqir juga mengirim putranya untuk mondok ke Tambakberas. Salah satu putranya, KH. Nashrulloh Baqir dikirim mondok di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas. Kiai Nasrul mondok di Tambakberas mulai tahun 1981 sampai tahun 1987. Beliau bertempat di komplek Sunan Kalijaga Pondok Induk. 

Ketika masuk di Tambakberas, Kiai Nashrulloh langsung masuk kelas 1 Muallimin Muallimat, yang saat itu madrasah dibawah kepemimpinan Kiai Djalil dan wakilnya Kiai Achmad Nashrulloh Abdurrohim. 

Saat masuk di kelas 1, beliau kewalahan dalam mata pelajaran yang diajarkan, karena normalnya masuk kelas 1 itu adalah lulusan dari MI Tambakberas. Kiai Nashrulloh belajar Alfiyah di Kranji sampai pada bab ma'rifat nakiroh dan di kelas 1 langsung  menuju bab maushul. Tapi berkat kesungguhannya bisa mengungguli teman yang dulunya dari lulusan MI Tambakberas. 

Kiai Nashrulloh Baqir juga pernah diajar oleh Kiai Nashrulloh Abdurrachim dari kelas 2 Muallimin, yang merupakan sahabat karib abahnya, Kiai Baqir Adelan. Kiai Abdul Djalil juga pernah mengajar Kiai Nashrulloh Baqir di kelas 3, adapun pelajarannya adalah ilmu Falak, Arudl dan Alfiyah. Kiai Djalil setiap sebelum pelajaran dimulai, murid diharuskan menghafal 20 bait nadzhom Alfiyah yang kalau tidak hafal akan dihukum. 

Cerita diatas adalah secuil kisah dari Kiai Kranji yang mondok di pesantren Jombang dan mereka kembali di Kranji menjadi Kiai-Kiai besar. Hasil tersebut tidak luput dari usaha, tirakat dan ketekunan yang kuat. 

من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين

“Barang siapa yang Allah kehendaki menjadi baik, maka Allah akan memberi kepahaman agama”

Semoga kita dapat mengambil ibroh dari secuplik kisah di atas dan bisa semangat lagi dalam memahami pembelajaran ilmu. 

Oleh: Hubbanaya Hilya Wahda M (Kelas 3A1 Putra)

Hasil wawancara dengan KH. Nashrulloh Baqir (pengasuh ponpes Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan). 

 

Bagikan :

Tags

Pesantren Kranji Tambakberas Denanyar Jombang KH Bisri Syansuri

Data dan Fakta

Jumlah Rombel 83 Rombel
Jumlah Total Siswa 3.003 orang
Jumlah Siswa Putra 1.500 orang
Jumlah Siswa Putri 1.503 orang
Guru dan Pegawai 203 orang

Pengumuman Terbaru

  • Edaran PTS I 2024/2025
  • Jadwal PTS I Tahun Ajaran 2024/2025
  • Brosur PPDB 2024

Berita Terkini

Evaluasi Dan Perencanaan Tahunan Program Madrasah, Kamad: Ada Progress Menuju Lebih Baik
Apel Akhir Tahun Dan Penerimaan Rapot, Bidang Kesiswaan Sampaikan Beberapa Hal Penting
Penerimaan Rapor PAT, Kepala Madrasah Ingatkan Siswa Untuk Bermuhasabah Setelah Melakukan Pembelajaran Selama Satu Tahun
Dalam Rapat Kenaikan, Pimpinan Madrasah Tekankan Hal Ini
Rapat Pleno Kenaikan Kelas Tahun Ajaran 2024/2025

Gallery

  • Album(4)
  • Video(25)

Link Pendidikan

  • UNIVERSITAS AL AZHAR
  • KEMENAG RI
  • PENDIS KEMENAG RI
  • PP BAHRUL ULUM

Tentang Kami

Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun Bahrul Ulum Tambakberas Jombang didirikan pada tahun 1953 oleh KH Abdul Fattah Hasyim. Madrasah ini menjalankan kurikulum 70% pelajaran Salaf Pesantren dan 30% pelajaran Kurikulum Nasional. Siswa Madrasah Muallimin Muallimat mengikuti ujian negara tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) bagi siswa kelas 3, dan mengikuti ujian negara tingkat Madrasah Aliyah (MA) bagi siswa kelas 6.

Profil
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Sambutan Kepala Madrasah
  • Struktur Personalia Organisasi
  • Jenjang Belajar Dan Ijazah
  • Data Guru
Alamat

Jl. Tanjung, dusun Gedang, Tambakrejo Jombang, Jawa Timur, Indonesia

Copyright © 2025 All rights reserved | mualliminenamtahun.net