Muallimin Online,
Dalam sejarahanya, Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun Bahrul Ulum, dalam kelulusan tidak pernah menyatakan semua lulus. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas Madrasah, bukan semata-mata sekedar tidak meluluskan atau bangga dengan tidak meluluskan siswa. Juga saat kenaikan kelas, tidak semua siswa naik kelas. Semua tergantung dari nilai dalam ujian dan sikap yang dimiliki siswa.
Demikian salah satu ringkasan sambutan Wakil Kepala Madrasah, KH Imron Rosyadi, mewakili Kepala Madrasah, dalam acara Pembacaan Surat Keputusan Kelulusan Tahun Pelajaran 2020/2021, pada Sabtu (10/04), yang diselenggarakan secara terbatas di halaman Kampus I Madrasah, dan disiarkan secara online.
"Sepanjang sejarah berdirinya Muallimin Muallimat, terutama yang saya alami sendiri, tidak ada ceritanya semua bisa lulus dalam Ujian Akhir Madrasah, atau tidak semuanya naik kelas. Hal ini bukan apa-apa, tapi untuk menjaga kualitas Madrasah ini bisa terus terjaga dengan baik", katanya.
Kiyai yang biasa disapa Gus Im ini melanjutkan bahwa, Madrasah bangga kepada semua lulusan, atas kegigihan mereka. Walaupun masa yang ditempuh dalam belajar cukup lama, yaitu selama enam tahun. Bahkan, ada yang menempuh selama tujuh tahun, delapan tahun, sembilan tahun, bahkan ada juga yang menempuh selama 10 tahun. Tergantung dari masuk di kelas berapa, dan berapa kali tidak naik kelas.
"Madrasah bangga kepada anda semua, yang dengan gigih menempuh belajar di Madrasah selama enam tahun. Bahkan ada yang menempuh tujuh, delapan, sembilan bahkan sepuluh tahun", sambungnya di depan Pimpinan Madrasah, guru kelas 6 dan siswa terbaik yang diundang dalam acara yang disiarkan secara daring melalui channel Madrasah tersebut.
Lebih lanjut Gus Im juga menyampaikan permohonan maaf kepada semua siswa, terutama siswa kelas enam, karena selama masa pandemi Covid-19 ini, tidak bisa memberikan hak-hak siswa dalam menerima pelajaran secara penuh. Padahal hal tersebut merupakan amanah yang harus dipertanggung jawabkan nanti di hadapan Allah SWT.
"Para guru di Madrasah ini menganggap pertanggung jawaban dari amanah yang diberikan tidak hanya sekedar kepada pemerintah atau lainnya, tetapi akan mempertangung jawabakan di hadapan Allah SWT", terangnya.
"Meskipun Madrasah telah menyelenggarakan pembelajaran secara tatap muka, sejak awal tahun pelajaran, yang dilakukan dengan sangat berat dan susah payah, tetapi kami merasa belum bisa menjalankan amanah yang diberikan. Karena pembelajaran sangat serba terbatas", lanjutnya.
"Karena itu, selama saya mengikuti rapat kelulusan selama kurang lebih 10 tahun, baru kemarin Kiyai Nashir (Kepala Madrasah, red) tidak bisa menahan tangis. Sebelum biacara untuk memberikan tanggapan, sudah menangis dulu. Karena beliau merasa, di masa pandemi ini belum bisa memberikan hak-hak siswa dengan baik, dan belum bisa menjalankan amanah yang telah diberikan wali siswa dengan baik," pungkasnya. (ma)