Kolom Fresh: Berbagi rasa
Oleh : Chairul Anam 4A
Meongan kucing meraung di shubuh buta itu, membangunkanku dari mahligai nyenyaknya tidur bersama selimut kekasihku. Tapi apa daya ku tak kuasa menahan godaan setan melalui tiupan lembut yang membuat mata seakan berat untuk hanya melirik pada jam dinding yang menunjukan angka 04.30, kuping pun seakan tuli dari khasnya suara Cak Faqih melalui corong menara Masjid Jamie’ yang mengumandangkan adzan di pagi itu. Inilah awal dari sebagian crita dalam duniaku…..
Keseharian waktuku kuhabiskan untuk kegiatan di pondok dan di sekolah tercintaku. Sesekali aku mencuri waktu kosong guna mengusir penat selama kurang lebih 5 jam, otak ku forsir untuk memikirkan pelajaran di kelas. Mulai dari Falak, ilmu menghitung, Mantiq ilmu membentuk gaya berfikir ( atau yang sering disebut Bpk Marsikhan sebagai peta konsep pemikiran ) , Tarekh Tasyri’ ilmu sejarah ayat per ayat dalam Al-Qur’an, Nahwu ilmu dengan sejuta qo’idah bahasa, balaghoh ilmu mengatur keindahan bahasa hingga ilmu seberat Tauhid yang harus memantapkan hati dan pikiranku untuk hanya meng-Esa-kan satu Tuhan saja. Yakni Allah Azza wa Jalla.
Kitab yang kebanyakan ber background kuning dengan tulisan hitam yang khas itu sering kali menghipnotisku untuk terlelap didalam alam bawah sadarku. Semakin terlelap, semakin terlelap dan tidur . . . penghipnotis ulung sekaliber Romy Rafael.
Aku tak bisa berpaling dari semua itu, hingga akhirnya aku hanya bisa mengatakan inilah kodrat bagi siswa yang berani mendaftarkan dirinya di MMA, seperti aku dan kawan-kawanku di kelas. Tapi yang kurasakan sekarang ini, mentalku untuk siap terjun di masyarakat terus digembleng. Apalagi dengan momen indah yang menyusahkan bagiku, yakni ditunjuk sebagai ketua Muwada’ah tahun ini. Semua teman dan kakak kelas memojokkanku hingga akhirnya posisiku seolah-olah seperti Raja yang berada di pojok papan catur yang dihimpit oleh ster, dua kuda dan beberapa pion kecil dari musuh yang berjejer di depanku. Alhasil maju ke semua arah pun mati, jikalau mundur brarti aku menyerah. Semua itu seringkali membuat otak sarafku dan rasa penat menyelimuti.
Tak Berfikir panjang aku pun segera menuju warung kopi yang hanya berjarak 5cm atu sepanjang pulpen Hi-tech dari belakang pondokku. Dari jauh sudah tercium aroma khas sangrai biji kopi yang gosong yang telah digiling hingga menjadi bubuk lembut. Tak sabar menunggu, aku hanya bisa melihat cak pur ( direktur warung kopi ini) meracik ramuan inspirasi itu dengan telaten. Tak butuh waktu lama kopi sudah bisa aku seruput dan seketika dunia serasa terbalik. penat yang sebelumnya aku rasakan seolah terbang dengan sendirinya saraf yang kaku pun tiba-tiba lemas. Dan kini aku siap menatap masa depan dengan secangkir kopi inspirasiku.
Entah apa relasinya antara kopi dan inspirasi aku pun masih heran tapi yang jelas ketika penat aku pun segera ke warung kopi. Biasanya kuajak teman karibku, yang juga sebagai guru spiritual bagiku, M. Anwar Firdaus. Aku memulai dengan pembahasan ringan dan diapun langsung merespon dengan ide jeniusnya. Hingga seolah-olah di bangku kecil depan waarung itu, kita sedang beradu inspirasi sebagai bahan perencanaan Muwadda’ah. Tak berselang lama ada sms dari salah satu teman karibku juga, di hp Anwar.
Tomy : posisi?
Anwar : Ma’wet jeh,, mreneo ! ! !
Tomy Lutvan yang jabatannya sebagai sekretaris muwada’ah itu pun langsung datang. Dan tak berbeda denganku dia langsung memesan secangkir kopi. Sehingga terlihat di meja kecil itu ada 3 kopi yang menjadi symbol 3 inspirasi.
Daya tarik kafein dari kopi tak hanya menghipnotis aku dan kedua teman karibku itu. Bahkan kakak kelas, Mas Robi Febriansyah yang sekarang menjabat ketua Humapon itu juga sering terlihat menghabiskan waktu kosongnya di warung kopi inspirasi, sering terlihat ia bersama Mas Mathla’ul Anwar yang juga salah satu pembesar dalam berlangsungnya Humapon tahun 2012 ini. Sedikit terdengar di telingaku, mereka pun membahas apa yang menjadi tanggung jawab pada jabatannya. Mungkin juga sama, mungkin juga berbeda denganku, kopi bisa menjadi sumber inspirasi bagi mereka. Itu hanya sebatas analisa saya saja. Ada juga yang sering telihat di warung Inspirasi ini, Mas Nawa Syarif mantan ketua Humapon di tahun 2011 bersama koleganya Agus Fikri Jauhar dan M. Luqman Faizin. Ada Mas Hasib Wahidin mantan ketua OSIS MMA di tahun 2010. Dan masih banyak lagi pemuka-pemuka santri BU di organisasi baik sekolah (OSIS) maupun luar (Humapon, ORDA atau zaman dulu ada KPM) yang sering terlihat menyeruput kopi dan memulai inspirasinya dari situ. kopi dan inspirasi mulai terlihat memiliki relasi dengan pengamatan sebagai pengusir penat dan sajian ringan di forum berfkir.
Jika diamati secara ilmiyah mengenai manfaat kopi sendiri ternyata sudah tercermin dari namanya, ‘kopi’ yang diambil dari kata dalam bahasa Arab ‘qahwah’ yang memiliki arti ‘kekuatan’. Kata qahwah ini kemudian berubah dalam berbagai bahasa menjadi ‘kahveh’ (Turki), ‘koffie’ (Belanda) hingga akhirnya menjadi ‘kopi’ (Indonesia).
Kopi merupakan stimulan atau perangsang dalam arti positif, yaitu secangkir kopi bisa mengawali hari yang baru dengan penuh semangat, karena tubuh terasa lebih segar sehingga gairah kerja meningkat. Hal ini disebabkan di dalam kopi terdapat zat yang dapat membantu merubah cadangan lemak menjadi energi yang disebut dengan kafein.
Jika berbicara tentang kafein, kafein merupakan bagian dari kelompok senyawa yang dikenal sebagai metilsantin, sedangkan bagian lain dari senyawa ini dikenal sebagai trofilin dan teobromin yang terdapat secara alamiah dalam 63 jenis species tumbuhan. Dan salah satu sumber utama kafein adalah kopi. Kafein memang masuk dalam golongan zat yang punya kemampuan menstimultan otak. Kalau dipisahkan dari zat-zat lainnya, kafein aslinya berbentuk bubuk putih dengan rasa agak pahit, namun bagi pemakainya akan mendapatkan kekuatan ekstra untuk berperang melawan rasa lelah, karena munculnya semangat yang tinggi. Jadi kesimpulannya, Cari inspirasi? Ngopi jeh…