Oleh: Budi Sanjaya (Guru Madrasah Muallimin Muallimat)
Bulan Ramadhan atau sering kita sebut bulan puasa adalah bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia. Kedatangan bulan Ramadhan membawa pengaruh kepada sikap umat Islam dalam menyambutnya.
Secara garis besar ada 3 sikap umat Islam dalam menyambut Ramadhan, yaitu: “Gembira, Biasa-Biasa Saja, dan Susah.”
Sikap Pertama: Gembira/Senang
Gembira dengan datangnya bulan Ramadhan adalah karena mereka telah meyakini dan menyadari banyak keutamaan yang terdapat dalam bulan Ramadhan.
Gembira karena Allah akan memberikan gelar taqwa bagi mereka yang dengan sungguh-sungguh melaksanakan puasa.
Gembira karena bisa berjumpa dengan bulan yang dinanti-nantikan. Karena ini adalah karunia dari Allah dan seorang muslim harus bergembira. Kita tidak bisa menjamin bahwa, usia kita akan mengantarkan kita untuk bertemu dengan bulan penuh keberkahan ini.
“Gembira” yang dilandasi dengan rasa syukur kepada Allah atas umur yang masih diberikan. Sehingga tidak ada waktu yang kita sia-siakan jika kesempatan ini diberikan oleh Allah wt. Mereka lebih giat untuk bersedekah, membantu sesama, memberi makanan berbuka bagi mereka yang berpuasa serta amal kebaikan lainnya.
Sikap Kedua: Biasa-Biasa Saja
Datangnya bulan suci Ramadhan tidak memberikan pengaruh sama sekali kepada Kelompok ini. Datang atau tidaknya bulan Ramadhan tidak mempengaruhi semangat dan kualitas ibadahnya.
Seharusnya seorang muslim hendaknya khawatir akan dirinya jika tidak ada perasaan gembira akan datangnya Ramadhan. Mereka merasa biasa-biasa saja dan tidak ada yang istimewa. Hal ini bisa jadi ia terluput dari kebaikan yang banyak.
Sikap yang tidak pernah mau belajar atau mengganggap tidak perlu belajar tentang keutamaan dan keistimewaan yang terdapat dalam bulan Ramadhan akan menjadi penyebab mereka bermalas-malasan dalam melakukan ibadah di bulan ini. Jika-pun mereka melakukan ibadah, itu hanya sekedar menggugurkan kewajiban saja. Seperti dalam mengerjakan shalat wajib, yang dikerjakan di akhir waktu tanpa mampu shalat berjamaah di mesjid dan juga dalam keadaan bermalas-malasan.
Sikap Ketiga: Susah
Tidak ada yang perlu ditakutkan sebenarnya dengan datangnya bulan Ramadhan. Tetapi inilah yang akan dirasakan oleh mereka yang dalam kesehariannya melakukan perbuatan dosa, seperti maksiat, judi atau menjadi penyedia sarana/usaha di bidang maksiat itu sendiri dan perbuatan menyimpang dari ketentuan agama lainnya.
Perasaan “susah” juga bisa keluar dari kekhawatiran bilamana nanti Ramadhan tiba, maka usaha mereka akan terganggu. Hal ini bisa dirasakan oleh penyedia tempat prostitusi, judi, karoke dan tempat maksiat lainnya.
Golongan seperti ini terkadang juga tidak mengerjakan ibadah puasa. Apalagi ibadah-ibadah wajib lainnya seperti shalat dan zakat. Namun, yang sangat mengherankan ini dilakukan oleh mereka yang mengaku beragama Islam. Naudzu billah.
Penulis berharap agar kita sebagai umat Islam hendaknya termasuk ke dalam kelompok yang pertama yaitu mereka yang berbahagia menyambut bulan suci Ramadhan. Bulan yang ganjaran kebaikan akan dilipatgandakan oleh Allah.
Wallahu a'lam
Editor: ma