Muallimin Online,
Siswa kelas akhir Madrasah memiliki kewajiban menghadapi ujian yang terlalu banyak. Mereka harus menghadapi sekitar 3 (tiga) sampai 5 (kali) ujian akhir.
Ujian-ujian akhir tersebut antara lain: Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN), Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN), dan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Bagi madrasah di bawah pembinaan LP Maarif NU, ditambahi Ujian Akhir Madrasah Nahdlatul Ulama (UAMNU), dan bagi seperti Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun Bahrul Ulum mengadakan ujian akhir sendiri, penyelenggaraannya sudah dilakukan sejak berdirinya.
Dalam pelaksanaannya, ujian-ujian berstandar nasional tersebut, tidak berdiri sendiri. Karena sebelumnya ada try out dan ada gladi bersih, yang dalam pelaksanaannya ternyata memiliki derajat "keribetan" yang sama.
Bisa dibayangkan: ada UASBN-BK, kemudian ada try outnya. Ada UAMBN, juga ada try outnya. Ada UNBK, ada try outnya. Biasanya tidak sekali. Ditambah, ada gladi bersihnya. Kalau dulu bahkan, pengamanannya seperti ada presiden datang dan teroris mengintai. Ketat dengan melibatkan pihak keamanan.
Duh... siswa kelas akhir. Nasibmu kian hari, kian banyak diuji.
Meskipun ada yang menganggap, tentu dengan seloroh sambil mengutip sebuah Hadist Nabi SAW, bahwa, seorang yang banyak diuji akan banyak disayang Allah SWT. Tidak tahu, apakah anggapan yang sering dinyatakan secara lisan ini sebagai sebuah satire atau memang memiliki arti yang sesungguhnya: jika mau jadi orang maka perbanyaklah mengikuti ujian sekolah. Tentu, meskipun yang dimaksud adalah arti sesungguhnya, mengatakannya-pun sambil dengan sedikit sungging tawa dalam hati.
Pertanyaan selanjutnya, bisa nggak sih, ujian-ujian tersebut dijadikan satu saja. Pertama, ada yang menjawab dengan tegas sambil ngotot, nggak bisa pak!
Dugaan saya, orang yang ngotot pasti ada kepentingannya yang diusik. Entah kepentingan pribadi atau kepentingan visi bersama. Jika ngototnya mati-matian patut diduga ada pemasukan periuk yang terganggu.
Kedua, ada yang jawab kenapa tidak bisa, jika tujuannya adalah untuk memudahkan dan tidak banyak mengeksploitasi siswa. Ini khas jawaban dengan pertimbangan kepentingan siswa sebagai subyek belajar. Bagaimana siswa tidak terbebani oleh kebijakan-kebijakan pendidikan yang tidak wajar.
Ketiga, ada yang jawab bisa saja dijadikan satu, karena pelaksanaan tambah mudah. Ini jawaban yang menaruh pertimbangan pengelolaan pendidikan yang tidak mempersulit siapapun yang terlibat dalam proses pengelolaan pendidikan yang salah satunya adalah melakukan evaluasi pendidikan.
Di jaman millenial, dimana kita sudah mulai masuk pada era industry 4.0, bahkan negara industri maju sudah masuk pada era society 5.0 , ujian sekolah ternyata tidak tambah sederhana. Tambah bertumpuk-tumpuk. Nggak cukup sekali. Kalau bisa selama satu semester, ujian terus. (ma)