Muallimin Online,
Pengalaman pernah tidak naik kelas saat belajar di Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun Bahrul Ulum, memberikan pelajaran penting bagi dua orang alumni yang sekarang menempuh kuliah di Di Universitas Sun Yat-sen Guangzhou, China.
Kedua alumni tersebut adalah Maulidin Ghifari, saat ini mulai masuk di Jurusan Farmasi dan, Ahmad Marzuqi mengambil jurusan Studi Geografi. Sementara satu lagi alumni yang juga menempuh studi di China adalah Nimas. Ketiganya alumni tahun 2018.
Seperti yang mereka tuturkan, saat ini mereka telah menyelesaikan program matrikulasi Bahasa Mandarin selama 1 tahun. "Program Matrikulasi bisa kami selesaikan dengan nilai yang memuaskan, sehingga tahun ini kami berhak mengikuti perkuliahan yang akan ditempuh dalam waktu 4 tahun," kata Marzuqi dan Maulidin saat bertemu dengan Pimpinan Madrasah, H. Muhyidin, dan H Abdullah Rifan di Rumah Kepala Madrasah.
Di depan Pak Muhyidin dan Gus Rifan, lebih lanjut mereka bercerita bahwa, selama di China sistem pembelajarannya sangat ketat dan disiplin. "Saat ujian matrikulasi Bahasa Mandarin, alhamdulillah tiap level bisa kita lalui dengan baik. Meskipun dengan ujian yang cukup ketat. Proses ujian ini mirip sekali dengan proses ujian di Muallimin Muallimat. Karena itu, kami terbiasa dengan ujian yang super ketat seperti itu," terang mereka, sambil membandingkan dua model ujian.
"Hal lain yg tdk kalah penting adalah, jika tidak lulus dalam ujian dalam satu level, maka akan diulangi lagi pada level tersebut. Sampai yang terakhir adalah ujian akhir matrikulasi Bahasa Mandarin. Jika lulus maka bisa langsung masuk mengikuti perkuliahan, tetapi jika tidak lulus, maka akan mengulang 1 tahun dengan biaya sekitar 60 juta. Dan kami bertiga Nimas, Maulidin dan Marzuqi lulus dengan nilai memuaskan," sambung Marzuki.
"Cukuplah pengalaman tidak naik kelas, saat kami belajar di Muallimin Muallimat dulu, menjadi pelajaran yang sangat berarti di sana, dimana juga ada sistem tidak naik level. Semoga kami bisa melalui dengan lancar dalam menempuh belajar ini," katanya.
Hal yang lebih penting lagi, saat belajar di China ini, seperti yang mereka sampaikan adalah, tentang pengaruh sistem hafalan saat belajar di Muallimin Muallimat. "Selain itu, kami mendapatkan kemudahan dalam menghafal kosa kata dan menulis Bahasa Mandarin dengan cepat. Kami menyadari betul bahwa, latihan menghafal ini, dulu sudah terbiasa kami dapatkan di Muallimin ketika menghafalkan bait Alfiyah," ungkapnya.
Ketika ditanya tentang beasiswa yang diterima, mereka menyatakan bahwa, ada sistem yang mengatur penerimaan beasiswa dari Pemerintah China. "Beasiswa itu langsung masuk rekening kami dan sudah terhubung dengan aplikasi WeChat. Sehingga praktis kami tidak pernah memegang uang, karena semua toko, transportasi dan jasa lainnya tidak menerima uang cash. Semua cukup bayar dengan scan barcode via aplikasi HP, yang sudah terhubung ke rekening," terangnya.
Mengakhiri pertemuan, mereka menginformasikan bahwa, dalam waktu dekat akan ada pengumuman calon mahasiswa dari Muallikin Muallimat yang telah mendaftar kuliah ke China pada tahun 2019 ini. Semoga mereka diterima semuanya," katanya.
"Sekaligus mohon doa kepada semua guru, semoga kami bisa mengikuti perkuliahan dengan baik, lancar, dan semoga mendapatkan ilmu yang bermanfaat," pungkasnya. (ma)