Nervous dan agak grogi dirasakan Muhammad Lazib, salah satu siswa kelas 6 Madrasah Muallimin, pagi menjelang siang ini, Sabtu (16/03). Pasalnya pada hari ini dia sedang mengikuti Ujian Akhir Praktek Mengajar kelas 6 Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun Bahrul Ulum.
Sebelum jam 10.00 pagi, saat siswa-siswa Madrasah Ibtidaiyah Bahrul Ulum masih bermain di luar, Muhammad Lazib sudah berada di kantor Madrasah, menunggu bel jam masuk setelah istirahat berbunyi. Hal ini seperti yang pernah ditekankan oleh Waka Kurikulum Madrasah, Ahmad Musyaffak, saat pembekalan bahwa, dalam praktek mengajar tidak boleh terlambat. Sebelum bel berbunyi harus sudah ada di tempat.
Ujian Akhir Praktek Mengajar bagi kelas 6 Madrasah Muallimin Muallimat sejak pertama dilaksanakan selalu mengambil MI Bahrul Ulum sebagai tempat praktek. Hal ini pernah disampaikan Kepala Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun, KH Abdul Nashir Fattah, sebagai sarana pembelajaran bagi siswa kelas 6, untuk turut mengajar adik-adiknya. Bahkan ke depan, tambah Kiyai Nashir, anak kelas 5 atau kelas 6 yang dianggap mumpuni, melalui seleksi, bisa mengisi (menjadi guru) di kelas 1A, jika guru mata pelajaran tidak ada.
Pagi ini, Muhammad Lazib kebagian mengajar di kelas 5. Terlihat cukup tegang saat memulai pelajaran, dimana siswa-siswa yang dihadapi rata-rata masih berumur 12 tahun terlihat belum konsentrasi. Riuh dan masih berisik.
"Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh...," ucapnya setengah berteriak membuka pelajaran, yang dijawab secara serentak dan dengan suara yang memekakkan telinga.
"Sekarang pelajarannya apa?," tanya Lazib, yang dijawab serampangan sama beberapa siswa yang kelihatan belum fokus, "I'rooobbb". Sementara mayoritas yang lain menjawab, "I'laaal".
"I'lal apa I'rob?," tanya Lazib. "I'laaaallll," serentak dengan suara yang lebih nyaring memekakkan telinga.
"Namun sebelumnya, apakah sudah kenal dengan saya?," tanya Lazib, yang dijawab. "Belum". Sementara yang lain jawab, "Sudah".
"Ya, nama saya Muhammad Lazid, lahir di Jawa Tengah, alamat di gang Aufa Tambakberas," lkatanya menjelaskan.
Selanjutnya, Lazib kelihatan sudah enteng dan mulai mengalir. "Ya...sekarang pelajarannga I'lal. Mari kita buka kitab-nya halaman 14. Mari kita baca secara bersama," ajaknya setelah membuka kitab pegangan Qowaidul I'lal kelas 5 MI.
Seketika semua siswa menghafal salah satu qoidah I'lal (ilmu yang mempelajari perubahan kalimat, cabang dari Ilmu Shorof), "Idza waqoatil wawu bakda kasrotin fismin au filin...".
Selanjutnya, Lazib mengajak membaca artinya. "Apabila ada wawu bertempat setelah harokat kasroh...".
Selanjutnya, Lazib mulai bisa menguasai kelas, dengan disaksikan seorang guru pengawas, Samsul Maarif dan guru pamong, H. Asyharunnur, yang duduk di kursi ujung belakang kelas.
Pagi ini, bukan hanya Muhammad Lazib yang merasakan hal yang sama. Karena hari ini, ada sekitar 30 siswa dan 40-an siswi yang praktek. Tampak semua siswa mengenakan seragam jas hitam berdasi, yang dikoordinir Madrasah.
Ujian Akhir Praktek Mengajar pada tahun 2019 ini dilaksanakan selama 3 (tiga) hari. Mulai Sabtu-Senin (16-18/03). Peserta ujian berjumlah 218 orang, yang terdiri dari 80 siswa dan 138 siswi. (ma)