Momen Muharrom adalah momen dimana umat Islam merayakan tahun baru Hijriyyah, Muharram adalah momen Umat Islam untuk hijrah menuju kebaikan, menggapai harapan, dan mencapai kesuksesan, merubah keadaan dari yang negatif ke positif, dari kondisi jahiliyyah menuju peradaban. namun apabila kita mengetahui bahwa sebenarnya kata kunci dalam Muharram sendiri adalah belajar untuk meninggalkan segala apa yang dilarang oleh Allah Swt. dan ini adalah kunci meraih keberhasilan yang kita inginkan. dan dibalik kita meninggalkan kemaksiatan, otomatis kita sudah melakukan kebaikan.
lantas apa hubungannya dengan Matematika ? jika kita pelajari bahwa awal pelajaran Matematika adalah penambahan (+) dan pengurangan (-), sebenarnya ini adalah pelajaran basic sekaligus teori kehidupan. bagaimana sang khotib setiap Jumat selalu menyampaikan dalam khutbahnya "mari kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah Swt. dengan menjalankan perintah-Nya (+) dan menjauhi segala larangan-Nya (-). bagaimana ketika kita periksa berobat ke dokter, ia menyampaikan perbanyak minum air putih (+), kurangi makan dan minuman yang dilarang (-). dalam mendesain karya yang bagus, kata kuncinya adalah menambah bentuk (+) dan mengurangi bentuk lainnya (-), dalam dunia pertanian, menambah pupuk (+), menghilangkan hama dan ilalang (-), dan dalam aspek lainnya.
teori penambahan dan pengurangan ini juga bisa dikatakan teori transformasi (perubahan). dan ini juga bisa kita temukan dalam ilmu shorof. ilmu srorof mengajarkan bagaimana kita belajar mengerti akan perubahan bentuk dari fiil madhi sampai isim alat. fiil madhi mengajarkan bagaimana kita melihat masa lalu kita, sebagai upaya modal menuju masa depan. dan masa depan itu bisa kita raih apabila saat ini kita melakukan hal-hal yang baik. makanya fiil mudhore' mempunyai makna hal dan mustaqbal. artinya apa yang kita lakukan sekarang, pasti otomatis menentukan masa depan kita. selanjutnya, perubahan untuk menjadi orang yang ahli atau profesional (failun) itu harus melalui sebuah proses (masdar). adakalanya proses itu mudah (masdar Mim), dan adakalanya tidak mudah (masdar ghoiru mim).
Dan setelah menjadi orang yang Alim (failun), tanggungjawabnya adalah mengajar (muallim). maka lihatlah mereka disana masih banyak anak-anak yang ingin belajar mendapatkan ilmu dari kita (wadzaka maf'ulun). tentu, sebagai guru haruslah menyadari bagaimana menjadi sosok yang mampu muridnya kepada kebaikan (+) (fiil amar) dan mencegah muridnya dari kebodohan, kenakalan dan kemaksiatan (-), (fiil Nahi). dan yang paling penting bagi seorang guru, yakni mengajar adalah panggilan jiwa, kapanpun dan dimanapun (isim zaman dan isim makan) dia harus bisa meluangkan waktunya kepada siapapun yang siap untuk belajar. bahkan pernah penulis mendampingi sahabat yang ingin belajar Fikih kepada Kiai Nashir, dia masih meluangkan waktunya jam 1 malam. itupun gratis tanpa biaya. bahkan beliau sangat senang. dan perubahan bentuk terakhir adalah isim alat. ini mengajarkan bagaimana apa yang kita ajarkan kepada murid-murid kita, banyaknya murid yang kita ajar, pondok, dan madrasah yang kita dirikan, kebaikan yang kita selalu lakukan, semuanya hanya sebagai alat atau wasilah untuk mendapatkan ridho dan ampunan dari Allah Swt. selamat tahun baru Islam 1 Muharram 1446 H.
Penulis : Abdur Rouf H.