Muallimin Online,
Sabtu (13/07) kemarin, Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun Bahrul Ulum kedatangan tamu dari SMP Terpadu Pondok Pesantren Al Amanah Krian Sidoarjo dalam rangka studi banding. 5 orang Guru yang melakukan studi banding adalah pengelola Diniyah SMP tersebut.
Semula studi banding direncanakan pada pukul 09.00 WIB sampai selesai. Namun karena pada jam tersebut, hari Sabtu, Madrasah masih menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, maka akhirnya Madrasah bisa menerima mulai pukul 13.00 WIB.
Para guru dari SMP Al Amanah tersebut diterima langsung Ketua Program Khusus, KH Lukman Hakkm Mahfudz, didampingi Sekretaris Program Khusus, Ahsanun Naim. Bukan tanpa alasan, jika studi banding ini diterima pengelola Program Khusus, karena sebelumnya, dalam surat yang dikirimkan, pihak SMP Al Amanah akan belajar bagaimana mengelola diniyah yang saat ini dikhususkan bagi siswa SMP tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, sebelum dilakukan diskusi dan tanya jawab, Madrasah terlebih dahulu mempresentasikan profil Madrasah: sejarah berdirinya, pendiri, dan proses perjalanan secara singkat sampai sekarang.
Selanjutnya, salah satu tamu studi banding menyampaikan tiga pertanyaan yang ingin diketahui, yaitu 1. Kurikulum beserta progam-program dan kegiatannya; 2. Kesiswaan beserta progam-program dan kegiatan nya; 3. Administrasi beserta progam-program dan kegiatannya.
Secara lebih khusus, peserta studi banding yang lain menanyakan tentang semangatnya siswa dalam mempelajari kitab kuning, yang menurutnya sulit dibangun di diniyah SMP Al Amanah. "Apa resepnya sehingga siswa bisa memiliki semangat untuk mempelajari kitab kuning dan hafalan, disamping juga belajar ilmu salaf, di tengah-tengah tuntutan dunia di luar yang semakin kompetitif," katanya.
Untuk memulai menjawab pertanyaan tersebut, Kiyai Lukman, menyampaikan tentang masih dipercayanya keberkahan ilmu di Madrasah Muallimin Muallimat. "Di sini keberkahan ilmu masih sangat dipercaya secara kuat yang mengakibatkan manfaat dan tidaknya ilmu. Karena itu, siswa madrasah Muallimin Muallimat hormat kepada guru sangat dijaga. Di depan guru semua siswa menunjukkan hormat yang sangat tinggi kepada guru," katanya.
"Disamping itu, bagi guru selalu ditekankan ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Guru harus selalu memberikan contoh. Hal ini terutama saat di kelas. Guru harus memberikan tulodo. Baik secara dalam menuliskan, membacakan dan menirukan," sambungnya.
Menjawab pertanyaan pertama tentang kurikulum dan kesiswaan, setelah dilakukan diskusi, yang paling tepat bisa ditiru adalah kurikulum dan kesiswaan kelas 1A di Madrasah Muallimin Muallimat. Karena pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana memunculkan semangat mempelajari kitab kuning, maka bisa mengadopsi konsep di kelas 1A, dimana siswa yang sebelumnya dari sekolah tingkat dasar di luar Bahrul Ulum Tambakberas, bisa belajar dari dasar dan dituntut untuk memiliki keterampilan dasar dalam mempelajari kitab kuning. Ada perubahan cara pandang bagi siswa yang sebelumnya terbiasa menulis latin, di kelas 1A siswa dilarang menulis memakai huruf latin. Cara inilah yang mungkin salah satu yang bisa diadopsi. (ma)