Idul Adha membawa pesan mendalam tentang ketaatan, kesabaran, dan keikhlasan. Peristiwa ini menjadi inspirasi bagi kita untuk membangun generasi yang berkarakter melalui pendidikan yang baik. Dalam konteks ini, nilai semangat mendidik dalam Idul Adha dapat menjadi acuan bagi kita untuk membentuk individu yang berakhlak mulia dan berintegritas. Nilai-nilai Pendidikan dalam Idul Adha yang patut menjadi teladan bagi seorang guru tersebut sebagai berikut:
Ketaatan sebagai Landasan Pendidikan
Kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS, menunjukkan ketaatan yang luar biasa dalam menjalankan perintah Allah SWT. Ketaatan ini menjadi landasan penting dalam pendidikan, karena dengan ketaatan, individu dapat membentuk karakter yang kuat dan berakhlak mulia. Pendidikan yang baik harus mampu menanamkan nilai-nilai ketaatan dan kesabaran dalam diri siswa.
Dalam dunia pendidikan, ketaatan seorang guru dan murid memiliki peran penting dalam proses pendidikan dan pembentukan karakter. Guru harus memiliki ketaatan yang kuat kepada Allah SWT dan menjalankan perintah-Nya dalam menjalankan tugas Pendidikan dengan penuh kesadaran bahwa ilmu yang dimiliki adalah amanah yang wajib disampaikan kepada sesama tanpa mengabaikan tugas dan kewajibannya untuk aktif mengajar.
Dalam hal kurikulum, guru harus mematuhi kurikulum dan standar pendidikan yang ditetapkan oleh otoritas dan pengelola Pendidikan yang telah disusun dan ditetapkan sebagai garis besar Haluan dan pedoman menjalankan tujuan Pendidikan. Selain itu, guru juga harus mematuhi kode etik seorang guru dan menjaga profesionalisme dalam menjalankan tugas mengajar dengan penuh semangatm bangga, dan percaya diri.
Apabila ketaatan guru terjaga dengan baik maka murid akan memiliki ketaatan yang baik pula kepada gurunya dan selalu akan menghormati mereka sebagai pembimbingnya yang senantiasa membersamainya dalam proses pembelajaran. Murid akan dengan sendirinya akan mematuhi aturan-aturan madrasah dan menjaga kedisiplinan dalam proses Pendidikan dan pengajaran apabila diteladankan oleh para gurunya. Ketaatan murid yang baik kepada guru tentunya akan mempengaruhi ketaatan mereka kepada orang tuanya sehingga mereka menghormatinya sebagai pembimbing utamanya.
Ketaatan bagian dari menetapi suatu kewajiban, dalam kitab idhotun nasyiin ditegaskan:
معرفة الواجب شيءعظيم والقيام به أمر عظيم – ومنشأ اهمال الواجب أحد شيئين الأثرة وضعف الإرادة.
“Mengetahui apa yang menjadi kewajiban adalah hal yang mulia dan melaksanakannya adalah hal yang sangat penting. Dan penyebab dari melalaikan kewajiban adalah sifat egois dan lemah semangat”
Kesabaran sebagai Kunci Kesuksesan
Kesabaran Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS dalam menanggapi perintah Allah SWT menjadi contoh bagi kita untuk membentuk karakter yang sabar dan tabah. Kesabaran ini menjadi kunci kesuksesan dalam mencapai segala tujuan, baik dalam pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan yang baik harus mampu menanamkan nilai-nilai kesabaran dan ketabahan dalam diri siswa.
kesabaran seorang guru dalam mengajar memiliki peran penting dalam proses pendidikan dan pembentukan karakter murid. Guru harus memiliki kesabaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan dalam proses pendidikan, seperti menghadapi murid yang lambat dalam memahami materi. Guru juga harus memiliki kesabaran dalam memberikan penjelasan dan pengulangan materi kepada murid yang belum memahami. Dan seorang guru harus memiliki kesabaran dalam menghadapi perbedaan individu dan kebutuhan murid yang berbeda-beda.
Kesabaran guru dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan membentuk karakter murid yang baik Disamping dapat membangun hubungan yang baik antara guru dan murid, serta meningkatkan kepercayaan murid terhadap guru.
Dalam kitab Idhotun Nasyiin, kesabaran adalah bagian dari ciri kecerdasan spiritual yang ditegaskan:
والنفس العاقلة فيها ملكة التؤدة والتانى فهي تسعى هادئة لتزيل ما الم بها من الخطب وتدفع عنها عادية المحن
Kalimat ini menggambarkan sifat jiwa yang berakal dan bijaksana, yang dapat menghadapi kesulitan dan tantangan dengan tenang dan sabar. Jiwa seperti ini tidak mudah terganggu oleh emosi negatif dan dapat berpikir jernih untuk mencari solusi atas masalah yang dihadapi.
Keikhlasan sebagai Motivasi Mengajar
Keikhlasan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS dalam menjalankan perintah Allah SWT menjadi motivasi bagi kita sebagai seorang guru untuk membentuk karakter yang ikhlas dan berintegritas. Keikhlasan ini menjadi kunci penting dalam mencapai kesuksesan, karena dengan keikhlasan, individu dapat melakukan sesuatu dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Pendidikan yang baik harus mampu menanamkan nilai-nilai keikhlasan dan integritas dalam diri siswa.
Keikhlasan guru dalam mengajar merupakan aspek penting dalam proses pendidikan. Guru yang Mengajar dengan niat yang baik, yaitu untuk memberikan pengetahuan dan membentuk karakter murid, bukan untuk kepentingan pribadi adalah watak asli seorang guru dan menjadi watak utama seorang nabi yang mengajarkan kebenaran kepada umatnya sekaligus menjadi sifat ilahiyah Allah yang Maha Berilmu dan Maha Memberi Petunjuk.
Dalam kitab Idhotun nasyiin ditegaskan:
العمل جسم روحه الإخلاص-ان الجسم متى فارقته روحه التى بها قوامه كان جنة هامدة لا حراك فيها ولا فائدة ترجى منها فكذلك العمل إذا زايله الإخلاص
Kalimat ini menggambarkan pentingnya keikhlasan dalam melakukan amal. Keikhlasan dianggap sebagai roh yang memberikan kehidupan dan makna pada amal. Tanpa keikhlasan, amal menjadi tidak berarti dan tidak memiliki nilai di sisi Allah SWT.
Idul Adha membawa pesan mendalam kepada kita tentang nilai semangat mendidik yang dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk membentuk generasi yang berkarakter. Dengan menanamkan nilai-nilai ketaatan, kesabaran, dan keikhlasan, kita dapat membentuk individu yang berakhlak mulia dan berintegritas. Mari kita jadikan Idul Adha sebagai momentum untuk membangun generasi yang berkarakter melalui pendidikan yang baik dengan terus semangat mengajar dan mendidik tanpa rasa jenuh dan bosan dalam segala medan keadaan karena Maha Guru dan Kiai Besar Kita Almaghfurlahu K.H. Abdul Wahab Chasbulloh menegakan bahwa Tidak Ada Udzur dalam Berjuang. Mengajar dan mendidik adalah bagian dari perjuangan. (AM)