Muallimin Online,
Ahad (11/10/2015) kemarin, mendung kesedihan menyelimuti sekujur bumi Bahrul Ulum. Gus H. Edi Labib Patriadin, Salah satu pengasuh Pondok Pesantren yang didirikan satu setengah yang lampau tersebut berpulang ke Rahmatullah tepat pukul 12.30 WIB.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Gus Edi sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Jombang sejak hari Kamis (08/10) karena mengeluh sesak nafas. Saat Muallimin Onlinemenjenguk pada Jumaat (12/10), terihat Gus Edi masih segar bugar, dengan hidung diberi pipa bantuan pernafasan.
Jenazah Gus Edi datang di rumah duka sekitar pukul 14.00 WIB, dan Setelah disemayamkan dan disholati beberapa kali di rumah kediaman, tepat pukul 20.00 WIB Jenazah di berangkatkan ke Masjid Jami Bahrul ULum untuk disholati yang terakhir kalinya, dan bertindak sebagai imam KH M Djamaluddin Ahmad, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Bahru Ulum. Selesai sholat, pihak keluarga yang diwakili KH Hasab Wahab, paman almarhum, melepas dan memberangkatkan Jenazah menuju makam keluarga PP Bahrul Ulum.
Saat prosesi pemakaman, bertindak sebagai pembaca talqin KH Masduqi Abdurrahman, dan sambutan atas nama pengasuh PP Bahrul Ulum dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama disampaikan oleh KH M Irfan Sholeh.
Dalam sambutannya, Kiyai Irfan menyampaikan bahwa, Bahrul Ulum, khususnya Yayasan Bahrul Ulum sangat kehilangan Gus Edi. “Saya sebagai ketua yayasan sangat kehilangan Gus Edi. Dia yang sejak kecil saya panggil Mas Edi memiliki andil yang sangat besar dalam mengelola Yayasan Bahrul Ulum”, Kata Kiyai Irfan.
Lebih lanjut Kiyai Irfan mengatakan, “Sebagai salah satu Rais Syuriah PCNU Jombang, kami juga mengucapkan terimakasih banyak kepada Gus Edi, yang menjadi salah satu ketua PCNU Jombang, wakilnya Kiyai Isrofil. Terutama dalam pelaksanaan Muktamar NU kemarin (1-5 Agustus 2015, red) yang diadakan di Jombang, Gus Edi tidak lelah dalam ngurusi Muktamar, mulai dari persiapan, pelaksanaan dan sampai penutupan, meskipun kita di Bahrul Ulum ternyata menerima peserta yang sangat sedikit, tidak sesuai dengan rencananya”.
Sementara dalam kesempatan sesaat Jenazah datang di rumah duka, KH Abd Nashir Fattah, salah satu pengasuh PP Bahrul Ulum dan Rais Syuriah PCNU Jombang menyampaikan jika sangat merasa kehilangan teman diskusi yang krtitis dan jernih. “Selama ini Gus Edi yang bisa berfikir kritis dan jernih dalam melihat berbagai persoalan. Saya sangat-sangat kehilangan teman diskusi yang kritis dan jernih. Dalam diskusi-diskusi dengan Gus Edi, apapun yang kurang tepat langsung dikritisi secara tajam serta sangat jernih daam melihat berbagai persoalan”.
Dalam kiprahnya di Nahdlatul Ulama, Gus Edi sangat all out, terutama saat NU menyelenggarakan kegiatan-kegiatan penting. Misalnya dalam Konferensi Cabang dan Muktamar yang salah satu venue-nya adalah PP Bahrul Ulum.
Gus Edi merupakan putra kedua KH M Nadjib Abdul Wahab, mantan Rais Syuriah PWNU Jawa Timur dan cucu KH A. Wahab Chasbullah. Gus Edi meninggalkan seorang istri, Ning Aan dan, dua orang anak, Gus Haekal dan Ning Ayak. (MA)