Muallimin Online,
Demi meningkatkan kualitas wawasan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah, Guru-guru yang ada di lingkungan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Jombang dengan khidmat megikuti kegiatan penanaman nilai-nilai Aswaja yang diadakan oleh Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum (YPPBU) Tambakberas Jombang di Masjid Jami’ Bahrul Ulum, Selasa (2/11).
Para guru menyadari bahwa anak didiknya merupakan bagian dari generasi muda Nahdlatul Ulama yang harus dibekali dengan pengetahuan Aswaja yang kuat. Untuk mencapai itu, mereka terlebih dahulu memperdalam pengetahuan bagi dirinya, untuk kemudian disampaikan kepada anak didiknya agar berakhlaqul karimah berdasarkan Islam Aswaja.
KH M Irfan Sholeh Ketua YPPBU, berharap Acara Penanaman Aswaja seperti Ini dapat dilaksanakan secara rutin sebagai langkah meningkatkan kualitas siswa yang merupakan generasi muda NU melalui peran dewan guru.
“Acara seperti ini semoga bisa diadakan secara berkelanjutan, melalui para guru kita tingkatkan kualitas siswa dan santri sebagai generasi muda Nahdlatul Ulama yang berlandaskan Ahlussunnah Wal Jamaah” jelasnya saat memberikan sambutan.
Senada dengan KH M Irfan Sholeh, Ketua Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum KH M Hasib Wahab, juga menambahkan dukungan atas pelaksanaan kegiatan ini.
“Kegiatan seperti ini sangat bagus, selain untuk menambah pengetahuan tentang aswaja sebagai ideologi NU juga dapat mempererat silaturahmi antara pengasuh dan para guru di lingkungan Bahrul Ulum sebagai langkah menyukseskan pendidikan di pondok pesantren ini,” ungkap salah satu putra KH Wahab Chasbullah ini.
DR KH Abd Ghofur Maimun, pemateri dalam acara ini menjelaskan sejarah Aswaja dengan detail. Mulai dari perjalanan Islam di zaman Nabi Muhammad, hingga didirikannya Nahdlatul Ulama oleh Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Chasbullah dan KH Bisri Syansuri yang ketiganya adalah tokoh besar dari Jombang.
“Ahlussunnah Waljamaah adalah Pilihan langkah yang benar, para pemeluknya akan bercahaya disurga bukan ahlu bid’ah yang kelak akan terbakar dalam api neraka” paparnya sembari melanjutkan penjelasan tentang sejarah kurikulum Aswaja. (Ag/Rom/mus)