(Kitab Risalatul Mu'awanah karya Imam Abdulloh bin Alawi Al-Haddad Al-Hadromi)
Ketahuilah sesungguhnya مراقبة (dekat) dengan Allah SWT itu sebagian dari paling mulya dan tingginya derajat.
Muroqobah termasuk مقام الاحسان. Berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW:
الاحسان ان تعبد الله كانك تراه، فان لم تكن تراه فانه تراك
"Ihsan adalah ketika kamu beribadah kepada Allah SWT seakan-akan kamu melihat Allah dan jika kamu tidak melihat Allah, maka sesungguhnya Allah itu melihatmu".
Tetaplah kalian wahai saudaraku, untuk selalu مراقبة الى الله (mendekat kepada Allah) pada setiap gerakmu, diammu, kedipan matamu, bersitan hatimu, semua keinginanmu, dan keadaanmu.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya dzat yang melihatmu itu adalah dzat yang bisa melihat segala sesuatu tak terkecualipun. Tidak ada sesuatu yang samar bagi-Nya, di bumi dan di langit, sekalipun itu sekecil biji dzarroh. Dan ketika kamu mengucapkan dengan terang-terangan, Allah itu mengetahui perkara yang samar bahkan lebih.
Allah selalu membersamaimu dimanapun kamu berada dengan sifat-sifat Nya, yakni: العلم (ilmu), الاحاطة (meliputi), dan الاقتدار (menguasai). Oleh sebab itu, dengan adanya pertolongan, petunjuk, dan penjagaan Allah, jika kamu termasuk sebagian dari golongan orang yang baik, maka hendaklah kamu malu kepada tuhanmu dengan sebenar-benarnya malu. Dan berusahalah untuk tidak terlewat melakukan perintah-Nya dan tidak melanggar aturan-Nya.
Beribadahlah kamu kepada Allah dengan cara ihsan yang sudah dijelaskan di atas, dan beribadahlah ketika kamu merasa malas untuk melakukan ketaatan atau ketika merasa condong pada kemaksiatan.
Tips ketika malas beribadah:
- Ingatkanlah nafsumu bahwa sesungguhnya Allah itu mendengarmu, melihatmu, mengerti rahasiamu, bahkan bisikanmu sekalipun;
- Jika pengingat tersebut masih belum berfaidah alias belum mempan, maka ingatkanlah nafsumu dengan adanya 2 malaikat pencatat amal baik dan buruk;
- Jika masih belum mempan, maka ingatkanlah nafsumu dengan dekatnya waktu ajal. Sesungguhnya waktu ajal itu perkara ghaib yang dekat dan selalu menunggu, mengintai kita kapan saja dan dimana saja;
- Kemudian takut-takutilah nafsumu dengan datangnya maut sekiranya kita dalam keadaan tidak diridloi yang menyebabkan kerugian tiada akhir;
- Jika masih tak mempan, maka ingatkanlah nafsumu dengan adanya janji Allah kepada orang yang ta'at berupa pahala yang besar dan kepada orang yang maksiat berupa siksa yang pedih. Dan hendaklah nafsumu memilih antara keta'atan yang berujung pada keberuntungan, keridloan, masuk surga, serta bisa melihat Dzat Allah 'Azza wa Jalla. Dan kemaksiatan yang berujung pada kehinaan, murka Allah, terhalang, dan ditahan siksa diantara beberapa neraka.
Maka prioritaskanlah nafsumu dengan pengingat-pengingat tersebut, karena sesungguhnya pengingat tersebut adalah termasuk obat yang bermanfaat bagi hati yang sakit dan rusak.
Bila sudah seperti itu, sifat malu yang mencegahmu dari durhaka pada Allah dan yang membawamu untuk terus melakukan keta'atan itu menancap membekas dalam hatimu ketika kamu merasa bahwa sesungguhnya Allah itu melihatmu, maka disaat itulah terdapat hakikat muroqobah.
ان الله تعالى يغار، وغيرة الله تعالى ان يئتي المرء ما حرم الله تعالى عليه (رواه الشيخان عن ابي هريرة).
"Sesungguhnya Allah Ta'ala itu maha pencemburu, dan cemburunya Allah adalah ketika seseorang melakukan perkara yang sudah Allah haramkan padanya" (H.R Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah).
Oleh sebab itu, hendaklah kita selalu mendekat kepada Allah dan tidak menduakan-Nya.
ماختلط حبي بقلب عبد الا حرم الله جساده على النار (رواه ابو نعيم عن ابن عمر
"Tiada berkumpul cintaku pada hati seorang hamba kecuali Allah haramkan jasadnya masuk neraka" (H.R Abu Nu'aim dari Ibnu Umar) .
Semoga kita dicintai Nabi Muhammad SAW dan diridloi Allah SWT. Amiin
Oleh: Hubbanaya Hilya Wahda Manaf (kelas 5)