Muallimin Online,
Selama 3 hari ini, Jumat-Ahad (27-29/03), 9.000-an santri dari total 12.000 santri Pondok Pesantren Bahrul Ulum dipulangkan secara bertahap, menuju asal daerah masing-masing santri. Sementara sekitar 3.000 santri adalah yang berangkat sekolah dari rumah. Pemulangan dimulai pada Jumat (27/03) pagi, dan difasilitasi penuh Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum (YPPBU) dengan menyediakan sekitar 90 armada bis dan mobil station.
Pada pukul 07.00 WIB, Jumat (27/03), 227 santri putra dari wilayah Nganjuk, Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo dipulangkan dengan menggunakan 4 bis. Mereka diberangkatkan dari halaman MAN 3 Tambakberas.
Sementara pada jam yang sama, 956 santri putri diberangkatkan dari Gedung Serba Guna (GSG) PP Bahrul Ulum, ke Bojonegoro, Cepu, Tuban, Lamongan dan Gresik dengan menggunakan 16 bis.
Pada siangnya, pukul 13.30 WIB pemulangan dilakukan kepada sekitar 1.150 santri yang berasal dari Jombang dan Mojokerto. Berbeda dengan dari wilayah lainnya, pemulangan santri dari Jombang dan Mojokerto dilakukan dengan prosedur, setiap santri putra di jemput wali atau orang tuanya di halaman MAN 3 Tambakberas, dan santri putri dijemput di halaman GSG PP Bahrul Ulum.
Pemulangan santri asal daerah Jawa Barat, didrop down (diturunkan) di Masjid Agung Cirebon, sementara santri asal DKI Jakarta diturunkan di Masjid Kemayoran, Jakarta Pusat.
Di beberapa daerah, pemulangan disambut penuh haru oleh wali santri. Misalnya penyambutan santri asal Surabaya, yang dipusatkan di Masjid al Akbar Surabaya. Semua santri dan Orang tua santri diharuskan mengikuti protokol pemerintah dalam pencegahan penyebaran Covid-19. Saat pertemuan santri dan orang tua, setelah dilakukan penyerahan wakil dari Pengasuh PP Bahrul Ulum dalam acara seremonial, keharuan tampak menyelimuti suasana penyambutan.
Begitu juga yang terjadi di Malang. Salah seorang wali santri, Nur Yayuk Faridah, asal Kota Batu, tampak berlinang air mata menahan keharuan. Perempuan yang juga alumni Madrasah Muallimin Muallimat Bahrul Ulum, tidak mampu menahan air matanya saat melihat putrinya turun dari bis. Meskipun hujan lebat menyambut kedatangan rombongan bis, aeakan tidak dihiraukannya.
Di beberapa daerah, bahkan penyambutan dilakukan oleh pemerintah daerah setempat secara resmi. Misalnya penyambutan untuk santri wilayah Malang Raya. Penyambutan langsung dilakukan oleh Wali Kota Malang.
Pemulangan juga dilakukan untuk santri-santri dari luar Pulau Jawa, mulai dari Aceh sampai Papua. Yayasan PPBU, dalam hal ini mengantarkan sampai ke Bandara Juanda Surabaya. Menurut Ketua Yayasan PPBU, H. Wafiyul Ahdi, untuk saat ini Yayasan hanya bisa mengantar sampai Bandara, sementara tiket dibeli masing-masing santri. (ma)