"Muallimin sampeyan gawekno website". Itu kalimat yang masih terekam 10 tahun yang lalu dari KH Abdul Nashir Fattah, saat sowan ke beliau untuk urusan Lazisnu Jombang. Saat itu, pertengahan tahun 2011.
Beberapa hari kemudian, saat kembali bertemu beliau, kami tanyakan, "nama domain website-nya nopo Yai?".
Seketika beliau menjawab, "muallimin enam tahun".
"Enam-nya memakai angka nopo huruf", tanya kami.
"Memakai huruf", jawab beliau singkat.
"Nopo mboten muallimin mawon", tanya kami lebih lanjut memperjelas.
"Enggak, harus ada enam tahunnya. Madrasah iki enam tahun, biar jelas", jawab beliau.
Lebih lanjut beliau bercerita, kenapa "Enam Tahun"-nya harus ditulis. "Madrasah ini, sejak awal adalah Madrasah dengan menempuh belajar selama enam tahun", beliau membuka cerita.
"Kalau enam tahun tidak ditulis dengan jelas, ke depan Madrasah ini bisa menjadi tiga tahun-tiga tahun. Kelas 1-3 menjadi MTs dan kelas 4-6 menjadi MA, karena kecenderungan sekarang, dengan perubahan-perubahan kebijakan yang terjadi akan mengarah ke sana. Padahal Madrasah ini sejak didirikan adalah Madrasah yang ditempuh dalam jangka waktu enam tahun", terang beliau secara rinci.
Setelah menerima kepastian tersebut, dengan mantap, kami mulai mendaftarkan domain baru di salah satu perusahaan hosting yang berpangkalan di Yogyakarta. Dalam form pendaftaran, kami tulis "mualliminenamtahun.net".
Menunggu sehari, proposal kami diterima, dan domain "mualliminenamtahun.net" dinyatakan belum ada yang memiliki. Hari itu, Rabu, 30 November 2011, domain tersebut menjadi milik Madrasah Muallimin Mullimat. Hari yang tepat. Karena menurut tradisi Islam Jawa, hari Rabu adalah hari baik dimulainya seseorang memulai untuk belajar.
Sejak saat itu, Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun Bahrul Ulum Tambakberas memiliki domain secara resmi. Sebelumnya, sebenarnya sudah memiliki domain di blog wordpress. Setelah itu, barulah kami memulai proyek membangun website (web development), yang hosting-nya juga perusahaan yang sama ketika mendaftar domain.
Mula-mula kami menggunakan CMS Wordpress untuk membangun website. Dengan menggunakan template gratisan yang kami edit code-nya. Seperti yang dilakukan web developer non-custom lainnya.
Ketika kami belum aktif di Madrasah, kami selalu meminta informasi ke Kesiswaaan, saat itu Pak Bambang Hariadi, atau ke Humasy, yang saat itu dipegang Gus Maksum. Apapun informasi tentang Madrasah kami tulis, sesuai dengan informasi yang dikirim mereka, dan karena itu, nara sumber utama berita di website adalah mereka berdua. Namun, intensitas kami di Madrasah sangat jarang, maka tentu berita-berita yang ditulis adalah berita-berita utama.
Sejak tahun 2017, kami mulai terlibat aktif di Madrasah, disamping terlibat dalam pengelolaan (manajemen), juga mulai mengampu mata pelajaran. Karena mulai inten di Madrasah, informasi di website juga mulai sering update, bahkan satu hari bisa 2-3 update informasi, terutama saat Madrasah mempunyai gawe.
Informasi yang tersaji juga mulai beragam, mulai dari informasi-informasi penting, sampai pada informasi ringan terkait dengan Madrasah, siswa dan lingkungan di sekitar Madrasah dan Pondok Pesantren Bahrul Ulum.
Sejak sekitar tahun 2017, website Madrasah tidak lagi menggunakan CMS gratisan. Madrasah melakukan kontrak kerja dengan salah satu web developer. Kerjasama ini dalam perjalanannya kurang begitu baik, karena menurut kami web developer terlalu sulit melakukan kerjasama. Selanjutnya, Madrasah mencari web developer baru, dan menemukan web developer yang lumayan cocok dengan kepentingan Madrasah, dan ini diharapkan bisa terus berjalan dengan baik.
Overall, melalui pengembangan website Madrasah inilah, cara kami melakukan khidmah ke Madrasah, yang telah membentuk sebagian besar watak kami dalam beragama, bermasyarakat dan, bernegara. Tentu, dengan harapan, website ini mampu memberi manfaat kepada Madrasah khususnya, masyarakat luas umumnya, dengan selalu mengabarkan Madrasah kepada semua. (ma)