Momen pergantian tahun merupakan momen bersejarah bagi banyak orang di dunia, tak terkecuali bagi umat islam. Tahun baru hijriyah yang diperingati setiap tanggal 1 Muharram menandai awal penanggalan hijriyah yang menjadi panduan umat muslim untuk menentukan waktu ibadah dan acara keagamaan mereka. Adanya penanggalan hijriyah ini bermula pada zaman Khalifah Umar bin Khattab dan patokan tahun 1 hijriyah ialah disaat Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah dari Makkah menuju kota Madinah pada tahun 622 masehi. Hijrah yang dilakukan oleh Nabi, merupakan peristiwa yang sangat monumental dalam sejarah umat islam. Mereka Bersama nabi Muhammad dengan terpaksa meninggalkan kota Makkah tempat kelahirannya dan berpindah ke kota Madinah yang pada mulanya belum mereka kenal sama sekali. Migrasi ini tentu menjadi titik tolak bagi peradaban islam dan menjadi contoh perjuangan, keberanian, dan keberhasilan dalam menghadapi berbagai cobaan dan tantangan.
Selain sebagai momentum hijrahnya Nabi Muhammad SAW, peringatan 1 Muharram juga digunakan sebagai momentum untuk merenungi, memahami, dan meningkatkan diri dalam aspek spiritual, sosial, dan moral. Dengan kata lain, esensi tahun baru islam bagi kita ialah untuk merefleksikan perjalanan hidup selama ini, mengenang sejarah agama islam, dan tentu ber-muhasabah diri menuju arah yang lebih baik lagi, serta merencanakan masa depan demi hidup yang lebih berarti.
Mengenai kehidupan yang kita jalani selama ini, penulis ingat tentang maqolah dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang berbunyi :
"انما الدنيا ثلاثة أيّام : 1) يوم مضى فليس بعائد 2) ويوم أنت فيه فحق عليك اغتنامه 3) و يوم لا تدري أنت من أهله و لعلك راحل فيه. أما يوم الماضي فحكيم مؤدب و أما يوم الذي انت فيه فصديق مودع و أمّا يوم الغد فأنّما في يديك منه الأمل"
Artinya : “bahwasanya kehidupan dunia ini hanya terbagi menjadi 3. yang pertama ialah hari yang telah berlalu dan kita tidak bisa Kembali kepadanya. Yang kedua adalah hari dimana kita berada pada saat ini, dan yang ketiga adalah hari esok yang kita masih tidak tahu, apakah bisa menjumpai hari itu atau tidak. Hari yang telah berlalu diumpamakan sebagai hakim yang bijaksana, hari ini diumpamakan sebagai teman yang akan pergi dan untuk hari esok wajib bagi kita untuk memiliki sebuah cita – cita dan harapan ”
Dari maqolah Sayyidina Ali diatas, dapat kita pahami bahwa, kehidupan di dunia ini hanya terbagi menjadi 3 masa.
Masa yang pertama ialah masa yang sudah kita lewati dan kita tidak bisa Kembali kepadanya. Segala sesuatu yang terjadi di masa lalu diumpamakan sebagai seorang hakim yang bijaksana, yang memberikan pelajaran berhaga bagi diri kita untuk selalu terus hidup menatap masa depan, dengan tanpa meninggalkan pelajaran yang bisa diambil dari masa lalu yang sudah kita lakukan.
Masa yang kedua ialah kita masa yang kita lalui pada saat ini, dimana dalam masa ini hendaknya kita melakukan berbagai hal kebaikan yang berguna bagi masa depan kita. Dan menjaga diri sendiri agar tidak terperosok dalam jurang keburukan. Dalam proses ini, penting bagi kita untuk memeriksa Kembali tujuan hidup dan rencana masa depan. Mengevaluasi apakah tujuan kita sesuai dengan nilai – nilai agama ataukah tidak. Masa ini diumpamakan sebagai teman baik yang akan pergi meninggalkan kita. Oleh sebab itu sebelum ia pergi meninggalkan kita sudah sepatutnya bagi kita untuk membuat kenangan indah padanya.
Dan masa yang terakhir adalah masa depan, dimana kita tidak tahu menahu, apakah di masa nanti kita meninggalkan dunia atau belum waktunya. Meskipun begitu, Sayyidina Ali berpesan kepada kita agar selalu memiliki cita – cita dan harapan di masa yang akan datang agar kita dalam menjalani hari bisa terus semangat dalam menyongsong masa depan. Dengan menetapkan tujuan yang jelas dan menciptakan rencana Tindakan yang terarah, kita dapat meraih pencapaian yang lebih bermakna dan memberikan arti dalam hidup.
Sebagai akhir dari tulisan ini, mari kita jadikan momentum tahun baru islam sebagai kesempatan berharga untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, bermanfaat bagi sesama dan menjadi hamba yang bertakwa. Dan semoga dengan memanfaatkan momentum ini dengan bijaksana setiap umat muslim dapat mengisi lembaran baru dalam kehidupan dengan penuh harapan dan kesuksesan yang diridhai oleh Allah swt. Amiin
Oleh : Moh. Sahru Romadhon (Alumni Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun dan Mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Malang)