Bangsa Indonesia sebelum mengalami kemerdekaan terlebih dahulu telah dijajah oleh Belanda dan Jepang. Pada sekitar abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai memperkenalkan sekolah-sekolah modern yang sesuai dengan sistem pendidikan yang berkembang di dunia Barat. Hal ini sedikat banyak bisa mempengaruhi sistem pendidikan yang telah berkembang di Indonesia, termasuk pesantren. Sistem ini perlahan-lahan memasuki dunia pesantren dari sistem halaqoh, bandongan, sorogan bergeser ke arah sistem madrasah dalam bentuk klasikal.
Adapun madrasah-madrasah yang didirikan pada periode sebelum kemerdekaan Indonesia dapat diklasifikasikan kepada dua bagian berdasarkan wilayah tempat berdirinya madrasah tersebut, yaitu madrasah yang berdiri di Minangkabau dan di luar Minangkabau. Madrasah-madrasah yang didirikan di wilayah Minangkabau antara lain:
a.Madrasah Adabiyah (Adabiyah School). Madrasah ini didirikan oleh Syekh Abdullah Ahmad pada tahun 1908 di Padang Panjang (Sumatra Barat). Madarasah ini selain memberikan pelajaran agama juga memberikan pelajaran membaca dan menulis huruf latin dan ilmu hitung. Pada tahun 1915 madrasah ini mendapat pengakuan dari pemerintah Belanda dan berubah menjadi Hollands Inlandsche School (HIS). Ini merupakan madrasah yang pertama kali muncul di Indonesia.
b.Madrasah School yang didirikan pada tahun 1910 oleh M. Thaib Umar di Batu Sangkar. Madrasah ini hanya terdiri dari satu kelas saja.
c.Madrasah Diniyah (Diniyah School). Madrasah ini didirikan pada tanggal 10 Oktober 1915 oleh Zainuddin Labay El Yunusi & M. Mahmud Yunus di Padang Panjang. Madrasah ini merupakan madrasah sore untuk pendidikan agama yang diorganisasikan berdasarkan sistem klasikal. Disamping mata pelajaran agama juga diberikan pendidikan umum seperti sejarah dan ilmu bumi.
d.Arabiyah School yang didirikan pada tahun 1918 oleh Syekh Abbas di Ladang Lawas.(Ladang Laweh, Sumatera barat).
e.Sumatra Thawalib. Sumatra Thawalib secara formal membuka madrasah di Padang Panjang pada tahun 1921 dibawah pimpinan Syekh Abdul Karim Amrullah.
f.Madrasah Diniyah Putri. Madrasah ini didirikan pada tahun 1923 di Padang Panjang oleh Rangkayo Rahmah El Yunusiah. Madrasah ini merupakan madrasah putri pertama di Indonesia yang memberi kesempatan yang lebih luas kepada pelajar putri.
Sedangkan madrasah-madrasah yang didirikan di wilayah luar Minangkabau, seperti pulau Jawa yang sebagian besarnya didirikan oleh organisasi-organisasi sosial keagamaan antara lain:
a.Madrasah Mubdil-Fan. Madrasah ini didirikan oleh KH. Abd. Wahab Hasbullah pada tahun 1912 (ada yang menyebutkan tahun 1915) berawal di jerambah masjid pondok pesantren Tambakberas Jombang. Kemudian madrasah ini berkembang dengan berbagai jenjang, dari Madrasah Ibtidaiyah kemudian sebagai lanjutan dari Madrasah Ibtidaiyah, tahun 1953 berdiri Madrasah Muallimin (empat tahun) tahun 1956 menjadi Madrasah Muallimin Muallimat 6 tahun. Madrasah inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Madrasah Negeri di Pesantren Tambakberas (MTsN & MAN Tambakberas).
b. Madrasah Muhammadiyah. Madrasah ini didirikan oleh organisasi Muhammadiyah yang didirikan pada tahun 1918. Organisasi Muhammadiyah sendiri berdiri pada tanggal 18 November 1912 oleh K.H Ahmad Dahlan di Yogyakarta. Organisasi ini pada mulanya bergerak di bidang tabligh dan selanjutnya memperluas gerakannya di bidang pendidikan. Saat ini madrasah ini dikenal dengan nama Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta.
b.Madrasah Salafiyah. Madarasah ini didirikan di Tebuireng Jombang pada tahun 1919 oleh K.H Hasyim Asy’ari. Selanjutnya madrasah ini berkembang dengan bermacam-macam jenjang dan jenis nauangan Nahdhatul Ulama’ yang didirikan pada tanggal 31 Januari 1926. Organisasi ini juga bergerak dalam berbagai bidang, seperti dakwah, sosial keagamaan dan pendidikan. Organisasi ini memiliki madrasah dengan tingkatan Madrasah Awaliyah (dua tahun), Madrasah Ibtidaiyah (tiga tahun), Madrasah Tsanawiyah (tiga tahun), Madrasah Muallimin Wusta (dua tahun), Madrasah Mual’limin Ulya (tiga tahun).
c.Jami’at Khoir. Organisasi ini didirikan oleh Sayyid Muhammad al-Fachir di Jakarta pada tanggal 17 Juli 1905. Organisasi ini juga mendirikan madrasah-madrasah pada tingkat dasar. Untuk keperluan pendidikan, mereka mendatangkan tenaga pengajar professional dari luar negeri.
d.Al Irsyad. Organiasasi ini didirikan pada tahun 1913 di Jakarta. Organisasi ini memiliki madrasah dengan tingkatan Madrasah Awaliyah (tiga tahun), Madrasah Ibtidaiyah (empat tahun), Madrasah Tajhiziyah (dua tahun), Madrasah Muallimin (empat tahun), Madrasah Takhasus (dua tahun).
e.Persatuan Islam (Persis). Organisasi ini didirikan pada permulaan tahun 1920 di Bandung. Tokoh organisasi ini adalah Ahmad Hasan dan Muhamammad Natsir yang mendirikan pesantren dan madrasah-madrasah.
f.Tahun 1926 setelah berdirinya Pondok Gontor, Trimurti KH. Ahmad Sahal, KH. Imam Zarkasyi dan KH. Zainuddin Fananie sejak tahun 1936 mulai merintis Pendidikan Kulliyatul Muallimin Islamiyah (KMI) di Gontor.
g. Madrasah Muallimin Nahdhatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) Pancor Selong Lombok Timur didirikan tahun 1937 oleh Maulana Syeikh Tuan Guru KH. Zainuddin Abdul Madjid yang juga sebagai pendiri ormas Nahdhatul wathan di Nusa Tenggara Barat.
Pada masa ini penyelenggaraan pendidikan dan pengajarnya masih belum seragam antara daerah yang satu dengan lainnya, terutama menyangkut kurikulum dan rencana pembelajaran. Hal ini dikarenakan memang pada pembaharuan pendidikan Islam sebelum Indonesia merdeka belum mengarah kepada penyeragaman bentuk, sistem dan rencana pembelajaran. Usaha ke arah penyatuan dan penyeragaman sistem tersebut baru dirintis oleh Kementerian Agama pada tahun 1950 setelah Indonesia merdeka. Tetapi sistem pendidikan yang berkembang pada masa sebelum kemerdekaan termasuk pesantren. Sistem ini perlahan-lahan memasuki dunia pesantren dari sistem seperti Sorogan, Bandongan, halaqohbergeser ke sistem madrasah dalam bentuk klasikal.
Wallahu a’lam bi al shawab.
Penulis : H. Muhyiddin, Lc., MM (Guru Madrasah Mu’allimin Mu’allimat 6 Tahun Tambakberas Jombang)