Puasa adalah ibadah yang berlaku bagi umat Islam seluruh dunia yang sedang tidak berhalangan selama satu bulan Ramadhan. Sebagimana firman Allah SWT dalam Al Baqarah:183:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَععَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Puasa adalah pelatihan badan dan jiwa yang dilakukan setiap tahun sekali dalam masa satu bulan atau 30 hari. Karena itu, disamping berdampak pada jiwa (keimanan dan kesehatan mental) puasa juga bisa berdampak pada kesehatan badan. Pernyataan ini sebagaimana dijelaskan oleh para ahli di bidang kedokteran dan kesehatan yang mengkaji hikmah puasa dari perspektif ilmu pengetahuan atau sains. Salah satunya, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, Ph.D, Wakil Rektor Universitas YARSI, menjelaskan manfaat puasa secara biomedis, secara imunologi, kognitif, dan metabolik.
Beberapa kesimpulan menarik yang dipaparkan oleh beliau bahwa, puasa membuat manusia lebih memiliki ketahanan secara fisik dan mental.
Puasa terbukti mampu menurunkan hormon-hormon pro-radang dalam tubuh manusia. Puasa juga berdampak meningkatkan imunitas. Puasa memicu proses alami dalam sel tubuh di mana sel-sel tersebut memakan komponen yang rusak atau tidak berfungsi dalam rangka mempertahankan keseimbangan dan kebugaran sel.
Penelitian para ahli membuktikan dampak kesehatan ibadah puasa, antara lain mengendalikan kadar gula darah, kadar kolesterol, hipertensi, pencegahan stroke, dan lainnya. Ilmuwan dari Jordan University Hospital, misalnya, menemukan bahwa puasa dapat membantu menurunkan kolesterol berbahaya, kadar lemak dan tekanan darah.
Puasa yang bisa berdampak pada kesehatan ini telah disampaikan oleh Nabi saw dalam satu riwayat Imam At-Thabarani dari Abu Hurairah ra:
اغْزُوا تَغْنَمُوا وصُومُوا تَصِحُّوا وسَافِرُوا تَسْتَغْنَوا
“Berperanglah kalian, maka akan mendapatkan harta rampasan perang (ghanimah). Berpuasalah kalian, maka akan sehat. Dan bepergianlah kalian, maka akan tercukupi.” (HR At-Thabarani).
Namun yang perlu disadari adalah puasa, khususnya puasa di bulan Ramadhan, bukanlah untuk tujuan agar badan sehat semata. Karena perintah puasa adalah dalam rangka menjalankan Rukun Islam yang ke-empat, yang diperintahkan secara tegas dalam ayat al Quran yang telah disebutkan di atas.
Bahwa, puasa Ramadhan adalah dalam rangka menjalankan perintah dari Allah SWT yang wajib. Tujuannya adalah agar kita benar-benar menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.
Karena kalau puasa hanya kita tujukan agar badan sehat dan terhindar dari sakit, maka puasa kita tidak menjadi ibadah untuk taqarrub atau beribadah kepada Allah swt, tapi yang kita dapatkan hanyalah kesehatan badan, baik jasmani maupun rohani.
Karena itu, kita tetap berpuasa dengan niat taqarrub kepada Allah SWT, sehingga bisa menjadi orang yang bertaqwa serta bisa mendapat Ridlo Allah SWT. Seandainya karena berpuasa, kemudian badan kita menjadi lebih sehat, maka hal itu adalah dampak lain atau bonus dari ibadah yang kita jalankan hanya untuk Allah swt.
Terakhir, ibadah puasa Ramadhan secara ideal mengandung hikmah dan manfaat yang luar biasa dalam rangka mempertinggi kualitas kesehatan. Namun dalam menjalankan ibadah puasa, seharusnya bagi kita umat Islam selalu diniati ibadah untuk taqarrub kepada Allah SWT. Namun apabila puasa kita ternyata membawa kita lebih sehat, maka hal tersebut adalah dampak lain dari ibadah yang kita jalankan hanya untuk Allah SWT. (Alba)