Muallimin Online,
Dalam Rapat Awal Tahun Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun Bahrul Ulum, pada Senin (11/07) yang lalu, Wakil Kepala Madrasah, KH Abdul Rohim Maruf menyampaikan beberapa hal dan meminta para guru untuk memperhatikan hal-hal berikut.
Dalam paparan pertamanya, lelaki yang akrab disapa Pak Rohim tersebut meminta perhatian kepada guru-guru yang baru masuk pada tahun pelajaran ini, terutama untuk guru-guru pelajaran umum. Karena mungkin para guru baru mata pelajaran umum kurang familiar dengan struktur kurikulum yang ada di Madrasah. Dimana waktu yang diberikan untuk pelajaran umum lebih sedikit dibanding dengan sekolah atau madrasah-madrasah di luar. “Dimohon kepada guru-guru baru pelajaran umum untuk memahami sturktur kurikulum ini,” pintanya.
Lebih lanjut, Pak Rohim menyampaikan bahwa, untuk tahun pelajaran yang akan datang, beberapa mata pelajaran umum yang pada tahun sebelumnya menjadi mapel Ujian Nasional bagi siswa kelas 6, ada pengurangan jam pelajaran, dan dialihkan ke pelajaran agama. 2 (dua) jam pelajaran dialihkan untuk pelajaran baru, yang sebelumnya menjadi kegiatan ekstra, yaitu pelajaran membaca kitab Tuhfatut Thullab.
Terkait dengan Program Khusus kelas A, khususnya untuk kelas 1A dan 2A, dimohon guru-gurunya untuk mengajar dengan penuh ketelatenan dan kesabaran. “Mohon bagi guru kelaas 1A dan 2A betul-betul mengajar dengan baik dan telaten. Karena kelas 1A dan 2A ini adalah kelas khusus yang membutuhkan pendampingan secara intensif dan telaten”, katanya.
“Karena kelas 1A dan 2A ini merupakan kelas yang menjadi persiapan, jika tidak berhasil, maka akan menentukan kualitas di kelas atasnya. Karena itu bagi guru-guru yang kurang bisa maksimal, maka harus rela untuk digeser, agar pembelajaran bisa berjalan dengan baik”, lanjutnya.
Musyawarah Guru
Komunikasi dan koordinasi antar guru mata pelajaran harus dimulai lagi dan terus dilakukan dengan melakukan diskusi. “Diskusi antar guru dalam mata pelajaran atau kalau di luar disebut MGMP harus dimulai lagi dan dijalankan, tentu kalau di Muallimin dengan pendekatan berbeda, yang tidak boleh terlalu rumit terkait dengan administrasi”, kata Pak Rohim dengan tekanan instruksi yang kuat.
Diskusi, musyawarah, komunikasi dan koordinasi antar guru ini sangat penting, terutama diskusi antar guru mata pelajaran. Karena dalam diskusi atau musyawarah ini persoalan-persoalan dalam proses pembelajaran bisa diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Persoalan-persoalan itu meliputi metode dan pendekatan pembelajaran, materi pembelajaran dan lain sebagaianya. Diskusi atau musyawarah ini juga harus dimaknai oleh para guru sebagai upaya belajar terus menerus, sehingga tidak ada berhentinya. Sebab kalau sudah merasa tidak perlu belajar lagi, karena sudah mengajar, maka akan berakibat kurang baik, bagi guru itu sendiri atau bagi Madrasah secara lebih luas.
Ketentuan-ketentuan Dalam Pembelajaran
Dalam kesempatan Rapat yang diselenggarakan di Aula lantai II Gedung Timur Madrasah tersebut, Pak Rohim juga mengingatkan beberapa ketentuan Madrasah antara lain: pertama, terkait dengan kitab-kitab standar yang pokok yang menjadi pegagangan bagi guru dan siswa serta batas-batas pembelajaran dalam kitab-kitab pegangan sudah; kedua, semua siswa harus bisa menulis pego untuk memberi makna; ketiga, hafalan Alfiyah adalah satu-satunya syarat untuk bisa naik kelas. Karena itu, guru, wali kelas, guru penyimak hafalan dan yang lain harus membimbing dan mendampingi dengan memberi semangat.
Keempat, terkait dengan nilai ujian, harus diperhatikan. Karena pemberian nilai berdampak kepada kenaikan kelas siswa. Guru harus punya nilai harian, terutama untuk mapel umum, yang soal ujiannya dari Badan Koordinasi Madrasah; kelima, terkait dengan keterampilan dalam membaca kitab. Guru yang mengajar mata pelajaran yang berpegangan pada kitab-kitab, harus mengupayakan agar siswa memiliki keterampilan membaca kita. Bisa juga keterampilan dalam membaca kitab dijadikan sebagai nilai tambahan untuk nilai rapor. Jadi nilai rapor tidak semata-mata hasil PAS atau PAT. (ma)