Muallimin Online,
Suasana saat itu masih pagi, hiruk pikuk manusia belum banyak terlihat, maklum karena jam masih menunjukkan pukul 06.30 pagi. Akan tetapi halaman kantor Yayasan Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum sudah ramai dengan kedatangan para siswa Madrasah Mu’allimin Mu’allimatTambakberas Jombang karena pada hari jum’at yang bertepatan dengan tanggal 22 Maret 2013, para siswa Mu’allimin mengadakan kegiatan Kunjungan Redaksi Jawa Pos dan Study Banding ke Museum NU.
Acara pada hari itu diawali dengan pemberangkatan para peserta oleh Pembina Bapak Bambang Hariadi dari halaman kantor yayasan tepat pukul 07.15. Perjalanan yang memakan waktu hampir 2 jam itu dilalui para peserta dengan suka cita, karena ini adalah pengalaman pertama mereka berkunjung ke Museum NU dan Kantor Redaksi Jawa Pos.
Tepat pukul 09.00, rombongan dari Jombang ini telah sampai di tempat pertama kunjungan mereka, Museum NU. Bangunan 3 lantai karya arsitek Slamet Budi Arsono lulusan ITS Surabaya yang berdiri di atas tanah seluas 900 meter persegi dan terletak 300 m ke arah timur dari Masjid Al-Akbar Surabaya itu banyak sekali menyimpan lukisan-lukisan dan foto para pembesar NU, juga barang-barang peninggalan mereka seperti tongkat KH. Abdul Wahab Hasbullah, tasbih KH. Ahyad Halimy dan masih banyak lagi. Sesi pertama Study Banding kali ini adalah pemutaran film sejarah berdirinya salah satu Ormas terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama selama 40 menit dan dilanjutkan dengan berkeliling Museum NU.
Sesudah melihat-lihat dan mencatat informasi-informasi tentang barang-barang yang menjadi bukti sejarah berdirinya NU, para peserta pun meninggalkan Museum Nu menuju Masjid Al-Akbar Surabaya untuk melaksanakan sholat Jum’at.
Setelah selesai melaksanakan sholat Jum’at, para siswa Madrasah Mu’allimin pun berangkat menuju Gedung Graha Pena untuk melakukan kunjungan ke kantor redaksi Jawa Pos. Kesan pertama yang bisa diungkapkan para peserta hanyalah takjub ketika pertama kali memasuki kantor redaksi Jawa Pos. Mereka tidak menyangka bisa berkunjung ke kantor redaksi koran terbesar di Indonesia itu.
Sambutan hangat juga mereka dapatkan ketika pertama kali menginjakkan kaki di sana. Kunjungan pada kali ini terbagi menjadi 3 sesi, yaitu sesi pemutaran video sejarah singkat Koran Jawa Pos, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan terakhir berkeliling kantor redaksi. Terlihat sekali betapa antusiasnya para peserta pada sesi tanya jawab, banyak sekali pertanyaan yang diajukan mereka kepada staf Jawa Pos mulai dari bagaimanakah caranya menjadi seorang wartawan, rutinitas kerja para wartawan Jawa Pos, proses pembuatan korannya dan tentu masih banyak lagi.
Pada sesi terakhir, para peserta dibuat kagum lagi oleh bangunan dan tata letak kantor redaksi. Sangat jauh berbeda dari apa yang sudah ada dalam benak mereka masing-masing akan ruang kerja seorang wartawan yang sumpek, penuh dengan kertas dan kaku. Ternyata ruang redaksi Koran Jawa Pos sangat seru sekali dan membuat betah karena sedap dipandang. Pantas saja pada tahun 2012 koran ini mendapatkan penghargaan ruang redaksi terbaik se-dunia.
Pukul 15.00 tepat, para peserta sudah meninggalkan Gedung Graha Pena untuk menuju Makam Sunan Ampel, kunjungan terakhir pada hari itu. Sesampai di sana para peserta langsung turun dan menuju makam Sunan Ampel untuk melaksanakan sholat ashar dan ziaroh bersama. Sambil menunggu maghrib para peserta pun menyempatkan diri untuk berkeliling makam Sunan Ampel dan berbelanja oleh-oleh.
Jam setengah tujuh, para peserta sudah menaiki bus untuk kembali pulang ke Jombang dan pada jam 09.00 sampailah mereka di Jombang. Banyak sekali hal-hal dan ilmu baru yang mereka dapatkan pada hari itu. Salah satunya adalah, bahwa dalam meraih apapun dibutuhkan kerja keras dan tahan banting sebagaimana seorang wartawan yang harus siap 24 jam untuk mendapatkan berita tanpa mengenal lelah dan waktu. (red)