Dia adalah seorang ulama’ yang mempunyai nama lengkap Abdul Karim bin Ibrahim Al Jilli atau lebih dikenal dengan nama Al Jailani. Dia lahir pada tahun 767 Hijriyah di daerah Jilli yang termasuk wilayah Selatan Laut Kaspia di Asia Tengah.
Dia diberi julukan Al Jilli, sebab dia terlahir di suatu daerah yang bernama Jilli. Sedangkan gelar Al Jailani adalah masih mempunyai hubungan keturunan Syekh Abdul Qadir Jailani.
Tidak banyak diceritakan tentang masa kehidupan yang dialami oleh Abdul Karim Al Jilli, baik di masa kecilnya maupun mengenai pendidikan yang ditempuhnya, tidak disebutkan dalam sejarah para tokoh sufi.
Dia telah memperoleh dasar-dasar pengetahuan agama dari tanah kelahirannya, lalu melanjutkan mengembara ke berbagai negara seperti ke Yaman dan India, dia belajar ke seorang ulama’ yang sangat terkenal yang bernama Syekh Syarifuddin Ismail bin Ibrahim Al Jabarti, ketika dia berada di Yaman dan lebih menekuni ilmu tasawwuf.
Dengan ilmu dan pengalaman yang luas, dia akhirnya dalam bidang tasawwuf banyak memiliki kesamaan pengalaman dengan Ibnu Arabi dan akhirnya menjadi pendukung ajaran tasawwufnya.
Abdul Karim Al Jilli adalah seorang tokoh sufi yang telah mengikuti ajaran yang dibawa oleh Ibnu Arabi, dan tentu saja banyak kesamaan ajaran yang telah dibawa oleh Abdul Karim Al Jilli dengan Ibnu Arabi, yaitu antara lain, Nabi Muhammad mempunyai dua bentuk kejadian yakni Kejadian dalam bentuk Qadim dan Azali, yang berupa Nur Muhammad, asal dari segala kejadian telah terjadi sebelum terjadinya seluruh yang ada ini. Dan Nur Muhammad ini awal dari segala kejadian dan dari padanya terpancar segala makhluk suci termasuk para Nabi dan Wali. Kemudian Lahirnya jasad Muhammad sebagai manusia biasa dan dengan pangkat ke-Nabian dan ke-Rasulan yang terakhir.
Ajaran selanjutnya bahwa Muhammad adalah Insan Kamil pertama dan yang terakhir serta dari padanya menjadi titik sentral dimana semua falak yang ada mengitarinya sepanjang masa. Dan dari Wujud Kamil ini akan mengimbangi segala keadaan yang dapat menampakkan segala yang ada dan sebuah sifat hingga terwujud keabadian.
Disamping ajaran diatas, masih ada lagi yakni, manusia memiliki esensial yang menakutkan antara dia dan Tuhan, sifat-sifat yang utuh hingga manusia positif berada dan berbuat penuh tanggung jawab menuju dan kembali kepada Tuhan. Dan siat-sifat itu didirikan akhlak Ilahi yang selalu berkehendak menjunjung tinggi seluruh perintah-Nya.
Selain sebagai seorang tokoh sufi Abdul Karim Al Jilli juga sebagai ulama’ yang sangat kreatif dan produktif. Karyanya yang berbentuk buku dan makalah, telah banyak ditinggalkannya, sekitar 20 buah. Namun tidak semua karya yang banyak itu, sampai pada kita.
Diantara karya-karya Abdul Karim, yang paling terkenal adalah karyanya yang berjudul : “Al Insan Al Kail Al Ma’rifat Al Awakhir Wal Al Awail”. Kitab ini memuat ajaran tasawwuf yang berisi enam puluh dua bab yang terbagi dalam dua jilid.
Pada tahun 811 Hijriyah, Abdul Karim Al Jilli, tokoh sufi juga ulama yang sangat kreatif dan produktif telah meninggal dunia. Namun tidak diceritakan dimana dan kapan dia meninggal dan dimakamkan. Dan semoga Allah merahmatinya.
diambil dari: Kisah Teladan Dari Orang Dulu