Sebagai upaya untuk memberikan orientasi kepada siswa baru di Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun Bahrul Ulum, maka perlu dibuat tulisan singkat yang merangkum cara-cara atau metode pengajaran di Madrasah Muallimin Muallimat. Cara-cara tersebut diuraikan terutama yang terkait dengan bagaimana pengajaran dilakukan, termasuk penilaian hasil belajar yang dilakukan.
Tulisan ini juga sebagai upaya memberi gambaran secara singkat bagaimana proses pembelajaran dan pengajaran dilakukan di Madrasah Muallimin Muallimat.
a. Siswa Harus Bisa Menulis Pego
Menulis pego adalah menulis Bahasa Jawa atau Bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf-huruf Arab. Misalnya, menulis kalimat “Bapak Budi” ditulis dengan بافاك بودي. Di Madrasah Muallimin Muallimat tulisan pego digunakan untuk memaknai kitab kuning. Bagi siswa kelas 1A, 2A dan 3A (program khusus dengan 100% pelajaran agama) semua mata pelajaran yang menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa Jawa harus ditulis dengan pego. Keharusan ini dilakukan agar siswa terbiasa menggunakan tulisan Arab. Karena siswa di kelas tersebut lulusan dari sekolah atau madrasah yang tidak membiasakan menulis dengan huruf Arab. Sedangakan, bagi siswa kelas 1B dan 4, diharuskan menulis dengan pego (huruf Arab) untuk pelajaran-pelajaran agama.
b. Siswa Harus Bisa Memberi Makna Dalam Kitab Kuning
Sebagian besar pelajaran agama di Madrasah Muallimin Muallimat menggunakan kitab-kitab salaf (turost). Cara belajarnya-pun dengan memberikan makna di kitab yang menjadi pegangan. Karena itu, semua siswa harus bisa memberikan makna di kitab. Cara memberikan makna, untuk kelas 1A diberikan dalam pelajaran Khat dan Pego. Syarat bisa memberikan makna adalah harus bisa menulis Arab dengan benar dan bisa menulis Pego.
c. Sebagian Besar Buku Pelajaran Agama Adalah Kitab Kuning (kitab turost)
Sebagaimana yang disebutkan di point (b), sebagian besar pelajaran agama di Madrasah Muallimin Muallimat menggunakan pegangan kitab-kitab kuning. Pelajaran-pelajaran tersebut meliputi:
1. Pelajaran Tauhid, kelas 1A menggunakan kitab nadham Aqidatul Awam, kelas 1B-2B dan 2A menggunakan kitab Addurrul Farid Fi Ilmit Tauhid dan kelas 3-5 Ummul Barahain.
2. Pelajaran Akhlaq dan Tasawuf, kelas 1-3 menggunakan kitab Talimul Mutaallim dan kelas 6 Nadham Hidayatul Adzkiya'
3. Pelajaran Tafsir, kelas 1- 6 menggunakan kitab Tafsir al Jalalain
4. Ilmu Tafsir, kelas 4-5 menggunakan kitab Faidlul Khabir
5. Pelajaran Hadist, kelas 1A menggunakan kitab al Arbain Annawawi dan kelas 1B, 2A, 3A - 6 Bulughul Maram
6. Ilmu Hadist, kelas 4-5 menggunakan kitab al Taisir fi Mushtholahil Hadist
7. Pelajaran Fiqih, kelas 1A menggunakan kitab Matan al Taqrib dan kelas 1B, 2A, 3A-6 Manhajut Thullab (matan Fathul Wahab)
8. Ushul Fiqih, kelas 3 menggunakan kitab Nadham al Waraqat dan kelas 4-6 Lubb al Ushul
9. Qowaidul Fiqih, kelas 4-6 menggunakan kitab Nadham Faraidul Bahiyah
10. Faraidl, kelas 2 menggunakan kitab Uddatul Faridl
11. Tareh Tasyri, kelas, 3-6 menggunakan kitab Tareh Tasri al Islamy
12. Nahwu, kelas 1A menggunakan kitab Matan Jurumiyah dan, kelas 1B, 2A, 3A – 4 Nadham Alfiyah Ibn Malik
13. Shorof, kelas 1A, 2A menggunakan kitab Al Amtsilah Attashrifiyah dan Nadham al Maqshud
14. Balaghah, kelas 3A dan 3B menggunakan kitab Durusul Balaghah dan kelas 4-5 kitab Al Jauharul Maknun
15. Ilmu Arudl kelas 4 menggunakan kitab Taqrirat KH Abdul Djalil Abdurrahman
16. Ilmu Falak kelas 4-5 menggunakan kitab Sulamun Nairain
Untuk kelas 1A pelajaran dilakukan perubahan setiap 3-4 bulan sekali. Pelajaran-pelajarannya adalah pelajaran dasar, antara lain Tahaji, Pego, Imla’, Khot, I’lal, I’rob.
1. Pelajaran Tahaji adalah pelajaran tentang cara menulis huruf Hijaiyah baik secara tunggal, dalam kata atau kalimat secara benar
2. Pelajaran Pego adalah tentang cara menulis Bahasa Indonesia atau Jawa dengan huruf Arab
3. Pelajaran Imla’ adalah tentang menyalin huruf Arab secara benar
4. Pelajaran Khot adalah pelajaran tentang cara menulis indah huruf Arab
5. Pelajaran I’lal adalah tentang cara mengurai perubahan dalam kata/kalimat
6. Pelajaran I’rob adalah tentang kedudukan kata dan cara membaca perubahan akhir kata/kalimat
d. Guru Membaca Kitab Dan Menerangkan Isi Kitab, Siswa Memberikan Makna Di Kitab
Dalam proses pembelajaran di kelas, terutama untuk pelajaran-pelajaran yang menggunakan pegangan kitab kuning, guru pertama-tama membaca kitab dengan memberikan makna, sedangkan siswa memberi makna di bawah tulisan yang ada di kitab, menggunakan tulisan pego.
Dalam membaca kitab, guru menjelaskan kedudukan kata/kalimat yang dibaca. Apakah kedudukannya sebagai subyek, predikat atau obyek, atau sebagai mubtad’ dan khobar atau sebagai fiil dan fail. Selanjutnya guru menerangkan apa maksud dan kandungan yang ada di dalam kitab.
Dalam kesempatan berikutnya, guru meminta siswa untuk membaca ulang secara bersama-sama. Kegiatan ini sebagai upaya untuk membiasakan siswa dalam membaca kitab kuning.
Selanjutnya, guru meminta kepada siswa untuk membaca satu persatu di depan kelas, dan diikuti oleh siswa yang lain. Bisa juga guru secara khusus meminta seorang siswa untuk membaca sendiri di depan kelas, yang didengarkan oleh seluruh kelas.
e. Siswa Diharuskan Menghafalkan Bait Kitab Alfiyah Ibn Malik
Bagi siswa kelas 1B, 2B, 3B, 2A dan 3A harus menghafalkan kitab Nadham Alfiyah Ibn Malik. Kitab ini adalah kitab yang terdiri dari sekitar 1000 bait syiir tentang Ilmu Nahwu. Sampai kelas 3, siswa diharuskan menghafalkan 250 bait, dengan rincian sebagai berikut:
1. Kelas 1, harus hafal 150 bait, mulai bait pertama
2. Kelas 2, harus hafal 200 bait, mulai bait pertama
3. Kelas 3, harus hafal 250 bait, mulai dari bait pertama
Bagi siswa kelas 1A harus menghafalkan kitab Al Amtsilah Attashrifiyah, bagi kelas 2A dan 3A disamping menghafalkan Alfiyah Ibn Malik juga diharuskan menghafalkan kitab Al Amtsilah Attashrifiyah.
Dalam melakukan setoran, siswa diharuskan setor kepada guru penyimak yang ditunjuk Madrasah setiap menjelang ujian semester (Penilaian Akhir Semester/PAS dan Penilaian Akhir Tahun/PAT). Siswa dianjurkan untuk melakuakn setor ke guru penyimak jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan PAS atau PAT.
Siswa yang tidak melakukan setoran atau tidak hafal tidak diperbolehkan mengikuti ujian semester (PAS/PAT). Hafalan ini merupakan syarat mutlak untuk mengikuti ujian PAS dan PAT. Di Madrasah Muallimin Muallimat, siswa yang tidak naik karena nilai kurang, maka tahun depannya otomatis naik. Tetapi bagi siswa yang tidak hafal, tidak bisa mengikuti Ujian PAS dan PAT, dan karena itu tidak naik, dan tahun depannya tidak otomatis naik. Jika masih belum hafal maka tidak bisa naik kelas lagi, begitu seterusnya.
Setoran hafalan juga dinilai dan masuk dalam nilai Rapor semester genap (PAS) dan semester ganjil (PAT).
f. Yang Menentukan Kenaikan Kelas
Dalam menentukan kenaikan kelas, Madrasah mensyaratakan tiga hal:
1. Harus hafal kitab Alfiyah Ibn Malik dan Kitab Amtsilah Attashrifiyah bagi kelas 1A, 2A dan 3A
2. Absensi siswa tidak boleh lebih dari 15 hari atau 105 jam selama satu semester
3. Nilai mata pelajaran pokok harus di atas Nilai Kurang. Mata pelajaran pokok antara lain: Fiqih, Tafsir, Hadist, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia dan Baca Kitab.
Dari sini diharapkan siswa untuk memperhatikan syarat-syarat tersebut, agar bisa terus naik kelas. Karena Madrasah Muallimin Muallimat tidak memberikan toleransi jika tidak memenuhi tiga syarat tersebut. Jika tidak dipenuhi, maka tidak akan naik kelas.
g. Ujian Baca Kitab Setiap Semester (PAS dan PAT)
Setiap akhir semester, baik ketika PAS atau PAT, Madrasah menyelenggarakan ujian tulis dan ujian lisan. Ujian lisan diselenggarakan dengan ujian membaca kitab. Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa, nilai hasil ujian baca kitab menjadi nilai yang menentukan kenaikan kelas. Karena baca kitab menjadi salah satu mata pelajaran pokok. Adapun kitab yang dibaca adalah:
1. Untuk kelas 1A membaca kitab Matan Taqrib yang dipelajari di kelas 1A. Siswa boleh membaca dengan makna yang telah ditulis di dalam kitabnya masing-masing. Namun, jika mampu membaca kitab tanpa makna (kosongan), maka akan mendapatkan nilai lebih.
2. Untuk kelas 1B, 2B, 3B, 2A dan 3A membaca kitab Fathul Qorib tanpa makna
3. Untuk kelas 4, 5 dan 6 membaca kitab Tuhfatut Thullab
h. Siswa Dianjurkan Menghafalkan Kitab Yang Diajarkan
Untuk mempermudah dalam mempelajari dan mendalami materi-materi pelajaran yang ada di Madrasah, maka siswa dianjurkan untuk menghafalkan kitab-kitab yang telah dipelajari, terutama kitab-kitab yang berisi nadham, seperti kitab al Jauharul Maknun, Nadham al Waraqat, Nadahm Hidayatul Adzkiya, atau juga kitab-kitab matan seperti Matan Taqrib atau Manhajut Thullab, yang ditulis untuk dihafalkan.
Dengan menghafalkan kitab-kitab tersebut, maka akan mudah untuk mengingatnya, terutama yang terkait dengan kaidah-kaidah atau dalil-dalil pokok dari kitab tersebut. Dengan mudah dalam mengingat, maka belajar akan bisa dilalui dengan baik, sampai selesai dan lulus.
(Muslimin Abdilla)
Disampaikan dalam Matsama Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun Bahrul Ulum