Muallimin Online,
Setelah mengambil maqro' (batas baca), berupa kartu seukuran kartu ATM, yang disediakan panitia bagian penjaga ruang, di suasana pagi yang diliputi mendung, Abdurrahman Royyan Muhammad, salah satu siswa putra kelas akhir, sesegera mungkin membuka halaman kitab Tuhfatut Thullab Syarh Matan Tahrir, sesuai maqro' yang dia pilih.
Dia segera menyendiri, agak menjauh dari teman-temannya yang semula mengobrol sambil menunggu giliran dipanggil. Dia tampak komat kamit membaca batas maqro' yang telah dipilih. Ada batas 10 menit bagi dia untuk mempelajari kembali batas bacaan, sebelum dia harus berhadapan dengan penguji.
Setelah peserta sebelumnya selesai diuji, giliran Abdurrahman Royyan dipanggil masuk ke ruang ujian, yang disulap dari ruang kelas. Dia duduk dibangku di depan ruang yang telah disediakan panitia, berhadapan dengan 2 (dua) orang penguji. Sementara di samping sebelah kanannya, ada meja kursi yang disiapkan untuk orang tua/wali siswa. Di belakangnya puluhan orang tua/wali siswa lain menunggu giliran putranya duduk di bangku yang ditata dua-dua. Segera setelah dia duduk, orang tuanya, M. Subhan Suyuti, juga segera duduk di meja tersebut.
Sambil mendokumentasikan masa-masa yang menentukan bagi putranya tersebut, Pak Subhan tampak ikut nervous saat dua orang penguji, KH Ali Tsauri dan KH Mukhlisin mulai meminta Abdurrahman Royyan untuk memulai membaca kitab kuning kosongan tanpa makna yang ada di hadapannya.
"Silahkan dibaca kitabul buyu'," buka Pak Kiai Ali.
Sekejap Abdurrahman langsung memulai membaca. "Kitabul buyu'i, ai hadza utawi iki, iku kitabul buyu'i, kitab kang nerangaken adol tinuku," bacanya dengan mantap.
"Iku jam'u bai'in jamak'ě lafadz bai'. Wa huwa utawi bai', lughotan ingdalem miturut bahasa iku muqobalatu syai'in bi syai'in...," lanjutnya, sampai sekitar 3 baris membaca, Kiai Ali menghentikan bacaannya.
Selanjutnya, Kiai Ali menanyakan salah satu kalimat dalam bacaan Abdurrahman, "lafadz qoola itu siapa yang mengatakan?". Dengan agak ragu Abdurrahman menjawab, "kanjeng Nabi".
Sampai beberapa kali pertanyaan, kemudian dilanjutkan Kiai Mukhlisin yang menanyakan. Baik tarkib dan i'rob kalimat, maupun bentuk beberapa lafadz, serta maksud atau murod dari kalimat.
Selama hampir 15 menit, Abdurrahman harus menghadapi pertanyaan-pertanyaan terkait dengan isi bacaan dalam kitab. Beberapa mampu dia jawab dengan baik, beberapa agak ragu-ragu lalu dibenarkan penguji. Setelah itu, dia terlihat menghembus nafas dalam-dalam saat penguji menyampaikan "cukup", selesai. Terlihat, Pak Subhan yang ada disampingnya juga merasa lega, melihat putranya selesai mengikuti ujian yang sangat menentukan setelah belajar tujuh tahun.
Pagi ini, Ahad (10/03) Abdurrahman Royyan Muhhamad, siswa yang berasal dari Pandaan Pasuruan tersebut, bersama dengan 421 siswa putra dan putri Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, sedang mengikuti Ujian Akhir Baca Ktab.
Ujian Akhir Baca Kitab merupakan salah satu rangkain ujian akhir yang harus diikuti oleh siswa kelas akhir. Ujian yang lain adalah praktek mengajar yang sudah dilangsungkan pada Ahad-Kamis (25-29/02). Selanjutnya Abdurrahman bersama teman-temannya, sebelum mengikuti Muwadaah (perpisahan), akan mengikuti ujian akhir tulis, yang akan diselenggarakan pada tanggal 16-26 Maret 2024. (Alba)