Budaya literasi ulama zaman dahulu, sudah tidak diragukan lagi. Mereka berusaha mengabadikan berbagai macam fan ilmu dalam bentuk tulisan. Ada yang khusus menjelaskan suatu fan ilmu, semisal Fiqh, Nahwu, dan lain lain.
Ada yang mengumpulkan Hadist-hadist, ada yang mengumpulkan cerita cerita pendahulu.
Memang, kita sebagai umat beragama Islam, sudah tak asing dengan kata literasi itu sendiri, "lah wong perintah pertama saja disuruh baca kok."
Tapi mirisnya, Indonesia sebagai penganut mayoritas agama Islam, berada dalam peringkat 60, dari 61 negara, dalam bidang sains matematika dan literasi. Itu penelitian yang dilakukan oleh Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD), institusi yang bergerak dalam bidang kerja sama ekonomi dan pembangunan. Memang mereka meneliti untuk pemetaan (menciptakan generasi yang efisien dalam bidang ekonomi) dengan mengukur dari segi sains dan matematika. Tidak mengukur dari segi seni, sejarah, akhlaq, dan agama. Singkatnya, karena itu, sebenarnya, pendidikan di Indonesia tidak benar benar buruk.
Adapun di Madrasah Muallimin Tambakberas ini, tradisi literasi tidak ditinggalkan, sebagaimana kebiasaan ulama zaman dahulu. Kita sebut saja Kyai Abdul Jalil. Beliau menulis berbagai fan ilmu, antara lain Ilmu Nahwu, Faroid, dan Ilmu Falaknya. Juga pada saat ini, ada Kyai Abdurrohim, dengan karya "Al Safinatu Al dzahabiyyah", yang ditulis pada masa Pandemi. Kitab yang berisi syarah dari kitab Faroidul Bahiyah, kitab tentang Qaidah-qaidah Fiqhiyah itu ditulis pada masa ketika banyak orang mengeluh. Yaitu masa pandemi ini.
Seperti yang ditulis pada laman facebook Kyai Nur Rofiq Al-amin, pengasuh salah satu Ribath di Bahrul Ulum bahwa, Kyai Abdurrohim bertutur: "Dimasa pandemi, banyak waktu kosong, mangkanya jadilah kitab itu."
Bahkan di madrasah ini para santri dididik agar terus tekun dalam bidang literasi untuk meneruskan perjuangan para pendahulu.
Ada syair arab yang berbunyi:
اموت ويبقي ما قد كتبته (*) فيا ليت من يقرأ كتابي دعاليا
'Aku akan mati, dan apa yang aku tulis akan selalu abadi - Maka semoga, orang yang membaca tulisanku, mendoakanku"