Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun Bahrul Ulum, telah beberapa kali menjadi jujugan kunjungan studi banding dari beberapa lembaga pendidikan. Baik dari Jombang sendiri, wilayah sekitar Jawa Timur, maupun dari beberapa wilayah di Indonesia.
Seperti halnya pada hari ini, Selasa (30/04). Lima orang pengasuh dan pengelola Yayasan Ponpes al Huda Grorol Kediri Jawa Timur mendatangi Madrasah Muallimin Muallimat. Tujuan utama kunjungan ini adalah untuk mengetahui tentang sistem pembelajaran dan pengelolaan Madrasah Muallimin Muallimat selama ini, yang bisa mengkombinasikan antara mata pelajaran salaf dengan menggunakan kitab pegangan yang menjadi rujukan utama Madzhab Ahlussunnah Wal Jamaah dengan mata pelajaran umum yang diajarkan di sekolah-sekolah umum.
Kelima orang tersebut diterima Wakil Kepala Madrasah, KH Abdul Rokhim Maruf dan KH Imron Rosyadi, Waka Kurikulum, Ahmad Musyaffak dan H. Muhyidin di Ruang Guru Madrasah.
Dalam surat yang dikirim sebelumnya, kelima utusan studi tersebut menanyakan beberapa hal antara lain, sistem pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang mengkombinasikan kurikulum dari Kemenag RI dengan kurikulum lokal yang berisi pelajaran yang mengacu ke kitab-kitab salaf. Mereka juga menanyakan tentang metode dan teknik siswa sama sekali tidak mampu menulis Arab, sehingga bisa menulis dan membaca, sehingga kemudian mampu mengejar pelajaran yang disampaikan di Madarsah.
Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Ahmad Musyaffak menyampaikan bahwa, anak yang masuk ke Madrasah Muallimin Muallimat diterima tidak semata-mata berdasarkan ijazah-nya, tetapi berdasarkan tes masuk. Siswa baru bisa diterima di kelas 1A, 1B atau kelas 2A, 3A atau kelas 4. Maka tidak heran jika ada siswa lulusan Madrasah Aliyah, kemudian daftar dan diterima di kelas 2A.
Dalam kesempatan tersebut, H Abdul Rohim menyampaikan bahwa, kitab pegangan yang menjadi materi belajar merupakan kitab-kitab rujukan utama. "Bagi madrasah yang mulai menjalankan sistem seperti di sini (Muallimin, red), lebih baik menggunakan kitab-kitab kecil saja dulu sebagai materi pelajaran. Karena belum bisa jika langsung menggunakan kitab pegangan yang besar-besar," saran Pak Rokhim saat ditanya tentang materi kitab pegangan.
Pak Rokhim juga menjelaskan tentang kombinasi kurikulum yang digunakan. "Di Muallimin Muallimat sini siswa memiliki 3 rapor, dan kalau keluar alan mendapatkan 3 ijazah. Ijazah MTs, MA dan ijazah Muallimin Muallimat," jelasnya.
Seperti yang diketahui, Madrasah Muallimin Muallimat Bahrul Ulum, sejak berdirinya tahun 1953 telah menetapkan kurikulum dengan perpaduan 75% pelajaran salaf pesantren dan 25% pelajaran umum mengikuti Kemenag RI. (ma)