Muallimin Online,
Jombang, 15 Oktober 2025 – Dalam rangka memperingati dua abad Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) Tambak Beras Jombang, Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun berpartisipasi dalam menyelenggarakan Simposium Paralel Guru Besar bertajuk "Mewariskan Daya Juang Berkhidmah Membangun Peradaban".
Acara yang dipusatkan di Aula Kampus 2 Madrasah Muallimin Muallimat ini menghadirkan guru besar (profesor) yang merupakan alumni dari Pondok Pesantren Bahrul Ulum. Kegiatan ini menjadi wujud kontribusi nyata para alumni di bidang akademik dan ilmu pengetahuan bagi almamater.
Kepala Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun, KH. Moh. Abdulloh Rifan dalam sambutannya, menyampaikan kegembiraan atas kehadiran para guru besar. Ia menekankan bahwa acara ini adalah salah satu bentuk kegembiraan para masyayikh karena kemanfaatan ilmu para santri telah nampak secara nyata di masyarakat luas. Simposium ini diharapkan menjadi inspirasi dan motivasi bagi para santri yang masih menempuh pendidikan.
Dua pembicara utama yang hadir dalam sesi pembuka simposium adalah:
Prof. Dr. Abdul Aziz, S.Ag., S.M., M.Ag., Guru Besar Ekonomi Islam UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon.
Prof. Dr. Syamsun Niam, M.Ag., Guru Besar Bidang Ilmu Metodologi Studi Islam UIN Sayid Ali Rahmatullah Tulungagung.
Prof. Dr. Abdul Aziz berbagi kisah perjalanan akademiknya dari seorang santri yang hobi pelajaran eksakta (Fisika dan Matematika) hingga menjadi Guru Besar Ekonomi Syariah. Ia menegaskan bahwa disiplin dan rutinitas di pesantren, seperti takrorud durus (mengulang pelajaran), membentuk karakter dan membawanya pada kesuksesan. Ia berpesan agar para santri terus fokus, konsisten, dan memiliki cita-cita yang kuat.
Sementara itu, Prof. Dr. Syamsun Niam menyampaikan pesan moral yang luar biasa. Ia mengingatkan para santri untuk selalu berniat tetap menjadi santri di mana pun berada, karena orang yang dalam posisi belajar tidak akan pernah disalahkan oleh Allah. Prof. Niam juga merangkum tiga hal penting yang harus dimiliki santri untuk meraih keberkahan:
Ngerti (Berilmu/Pandai): Diraih melalui belajar yang baik dan mengikuti adab (seperti dalam kitab Ta'limul Muta'allim).
Sakti: Dicapai melalui doa, zikir, wiridan, dan tidak melupakan orang tua, guru, serta kiai.
Berbudi: Memiliki akhlak yang baik kepada siapa pun.
Acara simposium ditutup dengan sesi tanya jawab yang membahas makna keberkahan (barokah) dan pandangan para profesor mengenai pentingnya ta'dhim (takzim/menghormati) kepada kiai dan guru, di tengah isu-isu yang berkembang di luar pesantren. (Fajar)