Muallimin Online,
Madrasah Muallimin Muallimat menggelar sidang untuk menetapkan kalender Masehi tahun 2025 dan Hijriyah tahun 1446/1447 pada hari Ahad 1 September 2024 di ruang Literasi Madrasah Muallimin Muallimat 6 tahun Kampus 2. Ketua Tim Falak Hisab & Rukyat Dr. KH. Abdul Mujib Adnan mengatakan, sidang penetapan kalender masehi dan hijriyah dilaksanakan setiap tahun, dan merupakan bentuk hidmah kepada Madrasah, Pondok Pesantren dan bagi masyarakat pada umumnya.
Sebagai bentuk tanggungjawab moral dan intelektual bahwa materi pembelajaran ilmu falak sejak madrasah Muallimin Muallimat berdiri tahun 1953 sudah diajarkan, sehingga tugas siswa-siswi salah satunya adalah membuat kalender baik Masehi maupun Hijriyah, oleh sebab itu Tim Falak Hisab & Rukyat Madrasah Muallimin Muallimat beberapa hari terakhir ini berusaha menyiapkan materi dan hasil koreksi tugas siswa-siswi madrasah yang kemudian dapat dibuat rujukan untuk menetapkan kalender Masehi dan Hijriyah.
Lutfi Fuadi mengatakan bahwa “sidang ini menyepakati dan menetapkan kalender masehi tahun 2025 dan hijriyah 1446/1447, kalender ini disusun tidak hanya merujuk pada kitab Sullam al Nayyirain tetapi juga kitab-kitab yang lain seperti Fathur Rauf al Mannan, Ad-Durus Al-Falakiyah, Irsyadul Murid, dan Ad-Dur Al-Aniq, Badi’atul Misal”.
“Adapun markasnya adalah Markas: Kab. Jombang (112° 13' 04” BT dan 7° 32' 0” LS, Tinggi: 70 mdpl), Arah Kiblat: 294° 12’ 45” UTSB, Jarak Ke Ka’bah : 8.530,04 km”. lanjut Lutfi Fuadi Guru Ilmu Falak Alumni MMA yang juga menjadi Ketua Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama PCNU Kabupaten Jombang.
Sementara Muhyiddin menambahkan, bahwa penentuan awal bulan hijriyah di Indonesia ditentukan berdasarkan hisab, kecuali penentuan awal bulan Ramadhan, Syawal dan Dzilhijjah yang ditentukan berdasarkan rukyat (pengamatan atau observasi hilal) dan hisab.
“Kriteria penentuan awal bulan Hijriyah yang digunakan pemerintah berdasarkan kriteria baru MABIMS yaitu 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat merupakan kesepakatan bersama untuk mencari titik temu antara yang menggunakan rukyatul hilal dan yang menggunakan hisab,” lanjutnya.
“Kesimpulannya adalah kriteria baru MABIMS merupakan kriteria visibilitas hilal (imkan rukyat) dengan menggunakan dua parameter yaitu tinggi bulan minimal 3 derajat dan elongasi bulan minimal 6,4 derajat dengan markaz Kawasan barat asia tenggara termasuk Indonesia, artinya jika di bawah kriteria itu maka istikmal. Terang Muhyiddin.
“ada hal menarik yang terjadi di tahun 2025, yaitu adanya gerhana Bulan total yang terlihat di Indonesia yang akan terjadi pada tanggal 7-8 September 2025 terjadi pada jam 22:28 WIB sampai 03:55 WIB dengan durasi gerhana 5 jam 27 menit” sambung Ahmad Rifa’i.
“begitu juga awal bulan Ramadhan 1446 H ijtimak akhir bulan sya’ban 1446 H pukul 07:45 WIB, matahari terbenam pukul 17:52 WIB tinggi hilal hakiki 4 derajat 26’ 01” dengan indikator ini, maka bulan sya’ban 29 hari, sehingga bisa dikatakan bahwa 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada tanggal 1 Maret 2025, ada kemungkinan bahwa penetapan awal ramadhan di Indonesia tahun 2025 nanti akan sama tidak ada perbedaan” tambah Abdul Karim, Guru Baru Ilmu falak Alumni MMA tahun 2002 yang juga Alumni PP. Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
Senada dengan hal ini Muhyiddin menambahkan bahwa “visibilitas hilal pada saat akhir bulan sya’ban 1446 H belum memenuhi kriteria MABIMS yang sudah disepakati pemerintah RI, disamping itu hasil kajian kontemporer dari berbagai metode misalnya Kriteria MABIMS geosentris dan toposentris, Kriteria Limit Danjon (elongasi 7) dan Kriteria Odeh awal bulan Ramadhan jatuh pada tanggal 1 Maret 2025”.
Meskipun dalam kajian falak tradisional dan kontemporer telah menetapkan kriteria-kriteria tersebut dan telah menjadi kesepakatan di antara para Menteri Agama negara-negara anggota MABIMS yaitu Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura, namun dalam implementasinya tidak menjamin bahwa penentuan awal kalender Hijriyah, awal Ramadhan, Syawal dan Dzilhijjah menjadi sepakat dan sama. Wallahu A’lam bi al-Shawab. (H. Muhyiddin, Lc,.MM.)