Visi Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun Tambakberas adalah “Terwujudnya insan berakhlaq karimah, berilmu pengetahuan dan terampil berkiprah di masyarakat”. Salah satu point utama dalam Visi tersebut adalah terampil berkiprah di masyarakat.
Untuk bisa terampil dalam berkiprah di masyarakat, maka dibutuhkan latihan-latihan, dan latihan yang paling baik adalah langsung menghadapi apa yang terjadi di depan mata. Setengah bulan ini, mulai pertengahan bulan Desember 2023 sampai awal tahun 2024, siswa Madrasah Muallimin Muallimin libur. Sebagian besar siswa yang bermukim di pondok pesantren pulang ke rumah masing-masing.
Masa libur ini sangat baik digunakan untuk melatih diri dalam berkiprah di tengah-tengah masyarakat. Lalu, bagaimana cara berkiprah di masyarakat?
Bagi siswa mungkin masih kesulitan bagaimana mempraktekkan visi berkiprah di masyarakat. Karena itu perlu kita bedah sejenak apa makna dari berkiprah di masyarakat. Berkiprah berarti melakukan kegiatan atau gerakan. Apapun yang kita lakukan untuk tujuan yang baik dalam upaya membangun agar menjadi lebih baik, maka itu disebut sebagai upaya kita dalam melakukan kegiatan.
Kegiatan tersebut jika direncanakan dan dilakukan secara bersama-sama dengan anggota masyarakat yang lain, maka dinamakan gerakan bersama, dan inilah yang dimaksud berkiprah di masyarakat. Jangan lupa bahwa, kita adalah bagian dari masyarakat. Karena itu makna berkiprah di masyarakat adalah mengajak dua atau lebih orang yang ada di sekitar kita untuk merencanakan dan melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah atau memenuhi kebutuhan. Kita tahu masalah memiliki banyak jenis dan tingkatannya, begitu juga dengan kebutuhan.
Sebagai wahana pelatihan agar terampil dalam berkiprah di masyaralat, masalah yang akan diselesaikan atau kebutuhan yang akan dipenuhi dipilih atau ditentukan yang paling sederhana dan yang bisa kita selesaikan dan penuhi. Misalnya, santri TPQ di sebuah masjid yang masih belum memiliki alat peraga huruf hijaiyah yang dibutuhkan. Bagaimana kita, dengan mengajak beberapa orang untuk memenuhi kebutuhan santri TPQ tersebut.
Contoh yang lain, agar santri TPQ di sebuah masjid bisa lebih rajin pergi ke Masjid untuk mengaji di TPQ, kita bisa merencanakan membuat "egrang" dengan mengajak beberapa pemuda, yang biayanya bisa dari iuran atau melobi takmir masjid untuk membiayai. Bisa juga kita melibatkan dalam kegiatan pengajaran di TPQ, jika di TPQ masih kekurangan guru pengajar.
Ada banyak kegiatan yang bisa kita lakukan, tergantung dari tempat dan kondisi yang ada di masyarakat. Karena kebutuhan dan masalah sangat banyak dan beragam yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Semoga kepulangan kita ke rumah selalu membawa kebaikan bagi semua, terutama bagi kedua orang tua. Umumnya bagi masyarakat, dimana nanti kita akan hidup secara bersama-sama. (Alba)