Lembaga Bahtsul Masail OSIS Madrasah Muallimin Muallimat
1. Deskripsi Masalah
Ada seorang anak perempuan yang menikah dan ayahnya yang selama dia hidup ada di sampingnya itu mejadi wali. Ketika selesai akad, selang beberapa tahun, si ayah mengatakan bahwa ayah tersebut bukan ayah kandungnya. Dan ibunya juga ikut menguatkan pernyataan tersebut (anak perempuan tersebut diberi tahu ketika nikahnya sudah sah dan sudah punya 1 anak).
Pertanyaan
1. Bagaimana hukum pernikahan tersebut?
Padahal, wali pernikahan tersebut adalah bukan ayah kandungnya, dan tidak ada akad-akad an untuk menjadi wali hakim.
2. Bagaimana status nasab dari anak hasil pernikahan tersebut?
2. Deskripsi Masalah
Ibu Santi adalah seorang sosialita dalam suatu lembaga tertentu. Yang mana, beliau berlatar belakang pesantren. Suatu saat, salah satu teman se-lemabaga-nya yaitu ibu Ratna, mengirimkan undangan resepsi pernikahannya. Yang mana, nanti di acara tersebut, tamu undangan didominasi oleh teman-teman kerja ibu Ratna dan si suaminya, baik laki-laki maupun perempuan. Lalu, muncullah kekhawatiran pada diri ibu Santi karena akan terjadi ikhtilat di tempat resepsi nanti. Di samping ibu Santi mengetahui hukum wajibnya mendatangi suatu undangan resepsi, ibu Santi juga mengetahui bagaimana hukum haramnya ikhtilat. Yang mana, ikhtilat adalah suatu kemungkaran yang bisa jadi menimbulkan maksiat.
Pertanyaan
1. Bagaimana hukum mendatangi resepsi yang didalamnya terdapat kemungkaran berupa ikhtilat seperti masalah ibu Santi di atas? Apakah hukumnya menjadi tidak wajib untuk didatangi atau sunnah untuk didatangi?
2. Bagaimana menanggapi dan menyikapi permasalahan tersebut,yang mana hal tersebut tidak bisa dihilangkan di tengah kebiasaan masyarakat awam kita?
JAWABAN SEMENTARA
A. Jawaban tidak sah:
Kelompok 2: karena tidak memenuhi syarat menjadi wali. Karena wali diambil dari: 1. nasab. 2. Asobah. 3. Qodhi.
Kelompak 7: tidak memenuhi syarat wali, karena wali ab’ad tidak boleh melakukan selagi masih ada wali aqrob.
Kelompok 11: menurut Imam Malik “Pernikahan tidak sah tanpa izin wali mujbir selagi wali mujbir masih ada”
Jawaban yang sah:
Kelompok 11: pernikahan tetap sah, karena wali mujbirnya mengizinkannya.
B. Kelompok 7: status nasab anaknya tetap dinisbatkan pada ayahnya
يثبت النسب بأحد طرق ثلاثة وهي (١):
١ً - الزواج الصحيح أو الفاسد.
٢ً - الإقرار بالنسب.
٣ً - البينة.
[الطريق الأول ـ الزواج الصحيح أو الفاسد]
الزواج الصحيح أو الفاسد سبب لإثبات النسب، وطريق لثبوته في الواقع، متى ثبت الزواج ولو كان فاسداً، أو كان زواجاً عرفياً، أي منعقداً بطريق عقد خاص دون تسجيل في سجلات الزواج الرسمية، يثبت به نسب كل ما تأتي به المرأة من أولاد.
--------
ص7265 - كتاب الفقه الإسلامي وأدلته للزحيلي - المبحث الثاني طرق إثبات النسب - المكتبة الشاملة
JAWABAN AKHIR
Rumusan jawaban:
A. Menurut Madzhab Syafi’i hukum pernikahannya tidak sah, karena tidak adanya wali.
Ibaroh:
[الشرط العاشر ـ حضور الولي]
هو شرط عند الجمهور غير الحنفية، فلا يصح الزواج إلا بولي، لقوله تعالى: {فلا تعضُلوهن أن ينكحن أزواجهن} [البقرة:٢٣٢/ ٢] قال الشافعي: هي أصرح آية في اعتبار الولي، وإلا لما كان لعضله معنى. ولقوله صلّى الله عليه وسلم: «لا نكاح إلا بولي» (٢) وهو لنفي الحقيقة الشرعية، بدليل حديث عائشة: «أيما امرأة نكحت بغير إذن وليها، فنكاحها باطل، باطل، باطل، فإن دخل بها فلها المهر بما استحل من فرجها، فإن اشتجروا فالسلطان ولي من لا ولي له» (٣).
--------
ص6572 - كتاب الفقه الإسلامي وأدلته للزحيلي - الشرط العاشر حضور الولي - المكتبة الشاملة
Namun menurut madzab Hanafi “diperbolehkan (sah) jika mempelai perempuan meridhoinya dan mempelai laki laki sekufu.”
Ibaroh:
وقال الحنفية في ظاهر الرواية عن أبي حنيفة وأبي يوسف رحمهما الله: للمرأة العاقلة البالغة تزويج نفسها وابنتها الصغيرة، وتتوكل عن الغير، ولكن لو وضعت نفسها عند غير كفء، فلأوليائها الاعتراض. وعبارتهم: ينعقد نكاح الحرة العاقلة البالغة برضاها وإن لم يعقد عليها ولي، بكراً كانت أم ثيباً، عند أبي حنيفة وأبي يوسف رحمهما الله في ظاهر الرواية، والولاية مندوبة مستحبة فقط. وعند محمد: ينعقد موقوفاً [ ,الفقه الإسلامي وأدلته للزحيلي ,9/6573]
B. Menurut madzab Syafi’iy “Status anak tetap bernasab, kepada ayahnya, meskipun lahirnya dari hasil wathi syubhat” (tidak ada khilafiyah antara madzhab Syafi’i dan Hanafi).
Ibaroh:
وبشبهة يثبت النسب والعدة لاحتمال حملها منه سواء أوجد منها شبهة أيضا أم لا لكن يحرم على الواطئ بشبهة نظر أم الموطوءة وبنتها ومسهما.
ص459 - كتاب فتح المعين بشرح قرة العين بمهمات الدين - مدخل - المكتبة الشاملة
واعلم) أن الشبهة تنقسم ثلاثة أقسام القسم الأول شبهة الفاعل، وهي كمن وطئ على ظن الزوجية أو الملكية.
والقسم الثاني: شبهة المحل وهي كمن وطئ الأمة المشتركة.
والقسم الثالث: شبهة الطريق وهي التي يقول بها عالم يعتد بخلافه.
والأول لا يتصف بحل ولا حرمة لأن فاعله غافل وهو غير مكلف.
ص337 - كتاب إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين - باب النكاح - المكتبة الشاملة