Melanjutkan pembahasan sebelumnya dalam Struktur dan Jenis Kalimat Dalam Ilmu Balaghah, dalam ilmu Balaghah (ilmu Maani) terutama di dalam bahasan kitab al Jauharul Maknun, kalimat disebut dengan al isnad, yang terdiri dari dua kategori utama, yaitu al isnad al khabary (kalimat berita) dan al isnad al 'aqly (kalimat yang benar salah menurut akal).
Al isnad al khabary (kalimat berita) sendiri terdiri dari kalimat berita yang berupa kalimat positif (al ijab), misal Budi Belanja Ke Pasar, dan kalimat negatif (as salby/al nafy), misal Budi tidak belanja ke pasar.
Dari Sisi Pemberi Informasi (Mutakallim)
Kalimat berita sendiri (baik yang positif atau yang negatif) dari sudut pandang pemberi informasi (mutakallim) memiliki dua fungsi. Yang pertama fungsinya adalah memberi informasi kepada orang yang diajak bicara (mukhatab); yang kedua menunjukkan kepada orang yang diajak bicara bahwa, pemberi info (mutakallim) tahu tentang informasi yang disampaikan.
Dalam hal ini, terkadang ditemui orang yang diajak bicara atau diberi info (mukhatab) itu tahu tentang informasi, tetapi dia tidak menjalankan isi dari informasi tersebut. Mukhatab yang seperti ini dikategorikan sebagai orang yang tidak tahu tentang informasi. Seperti orang yang tahu informasi bahwa, dzikir itu adalah kunci menuju kehadirat-Nya, namun dia tidak melakukannya.
Namun, yang terpenting dalam menyampaikan informasi, seyogyanya dilakukan dengan se-efektif mungkin. Agar dalam penyampaiannya sesuai dengan tujuan dan menghindari penyampaian secara bertele-tele.
Dari Sisi Yang Diberi Informasi (Mukhatab)
Sedangkan dari sisi orang yang diajak bicara atau diberi info (mukhatab), kalimat berita dibagi menjadi tiga:
1. Mukhatab yang mudah menerima informasi (khaly al dzihn);
2. Mukhatab yang ragu-ragu (mutaraddid)
3. Mukhatab yang tidak percaya (munkir)
Bagi mukhatab yang mudah menerima, informasi yang disampaikan tidak perlu diberi penguat (taukid), misal "Saya melihat Budi Belanja di pasar". Bagi yang ragu-ragu, cukup baik jika diberi penguat, misal "Saya sungguh melihat Budi Belanja di pasar", dan bagi yang tidak percaya, maka wajib diberi penguat, misal "Saya sungguh benar-benar melihat Budi Belanja di pasar.
Kalimat berita dari sisi mukhatab ini, dalam ilmu Maani, yang pertama disebut kalam ibtida'iy, yang kedua kalam thalaby dan, yang ketiga disebut kalam inkary.
Penguatan Kalimat (Taukid)
Jika ada mukhatab yang masih bertanya-tanya tentang posisinya, maka sebaiknya kalimat berita yang disampaikan kepadanya diberi taukid. Begitu juga jika ada orang yang diindikasikan tidak percaya (mengingkari) informasi, maka disamakan atau dianggap sebagai orang yang tidak percaya.
Taknik Membuat Taukid
Dalam ilmu Maani memperkuat (taukid) bisa dilakukan dengan bersumpah (qosam), dengan kalimat qod, in, dengan lam ibtida' dan nun taukid.
Penguatan kalimat berita yang negatif, sama seperti kalimat berita positif, dengan menggunakan kalimat inna, kaanna, lam juhud, ba' zaidah dan sumpah. Dalam kalimat berita negatif, berlaku juga istilah kalam ibtida'iy, thalaby dan inkary, seperti halnya dalam kalimat berita positif. (ma)