Muallimin Online,
Islamic Turats Competition (ITC) resmi dibuka dengan menekan tombol sirine secara bersama oleh Ketua Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum (YPPBU), Dr KH Wafiyul Ahdi dan, Kepala Madrasah Muallimin Muallimat, KH M Abdulloh Rifan tepat pukul 09.00 WIB, hari ini Kamis (08/02/2024).
Sebelumnya, dalam acara pembukaan yang diselenggarakan di aula Gedung Timur lantai III Madrasah tersebut, dan dihadiri Pimpinan Madrasah, para juri dan sekitar 160 peserta,, Kepala Madrasah menyampaikan pidato sambutan.
Dalam sambutannya, pria yang akrab disapa Gus Rifan tersebut menyampaikan bahwa kegiatan Islamic Turast Competution ini sudah terselenggara ke tiga kalinya. "Pada tahun 2014 diadakan yg pertama. Dilanjutkan pada tahun 2019, tapi untuk putri. Tahun 2024 ini adalah yang ketiga, tapi dengan format yg berbeda", katanya membuka pidato.
"Kegiatan kompetisi ilmu turats ini tidak hanya mengajarkan tapi juga memupuknya dan menyebarkan, sehingga bisa terus dipelajari di pondok pesantren," lanjutnya.
"Acara ini juga meneguhkan kepada madrasah untuk menjaga khazanah keilmuan. Karena yang diajarkan di Madrasah masih memegang sesuai dengan diwariskan dari para pendiri Madrasah, yaitu ilmu-ilmu turats," tambahnya.
Lebih lanjut dia juga menyampaikan bahwa, kegiatan ini juga sebagai forum silaturrahim dengan lembaga lain, baik yang formal maupun non formal.
Terakhir, dalam sambutannya, Gus Rifaan menyampaikan bahwa, kegiatan ini juga sebagai upaya untuk mencapai visi Madrasah yaitu mencetak siswa yang berakhlaq, berilmu dan mampu berkiprah di tengah-tengah masyarakat.
Kemampuan dan keterampilan berkiprah di tengah masyarakat salah satunya adalah dengan memberi kesempatan bagaimana mengorganisir sebuah kegiatan semacam ini kepada para siswa.
Peserta dalam kegiatan ini akan dibagi menjadi dua dan berlomba sejak pagi sampai sore, Kamis (08/02). Pertama, peserta yang mengikuti lomba baca kitab al Asybah Wannadhair, dan, kedua, peserta olimpiade ushul fiqih dan qowaid fiqih.
Peserta baca kitab yang datang dari beberapa pondok pesantren dan madrasah di Jawa dan Madura akan langsung diuji dan dinilai juri di atas panggung. Sementara peserta olimpiade akan menjalani tiga babak: babak penyisian sampai babak final. (Alba)