Untuk mengetahui hasil akhir kompetensi siswa di dalam materi praktek baca kitab, Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun Bahrul Ulum (MMA), melaksanakan penilaian pada tiap semester disebut dengan Penilaian Akhir Semester (PAS) dan Penilaian Akhir Tahun (PAT), sebagaimana yang dilakukan oleh madrasah/sekolah lain.
Akan tetapi, di MMA ada yang spesial, karena penilaian semester dan akir tahun terdiri dari penilaian tulis dan lisan yang membedakan dengan lembaga lain. Sistem penilaian ini menjadi ciri khas Madrasah Muallimin Muallimat Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, karena dalam penilaian lisan diselenggarakan dengan Ujian Baca Kitab. Ujian ini menjadi ciri khas (keunikan) Madrasah yang diwariskan sejak Madrasah didirikan.
Tentu, pelaksanaannya mengalami perkembangan (inovasi) dari sisi teknik dan metode yang dilakukan.
Inovasi ini sesuai dengan perkembangan zaman, dan disesuaikan dengan kebutuhan anak di zamannya, sebagaimana sabda Sahabat Ali bin Abi Tholib RA :
Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”.
Upaya inovasi untuk memajukaan madrasah ini, sekali lagi tanpa mengurangi ciri khasnya, dan ide dasarnya, yang berpegang pada kaidah:
المحافظة على القديم الصالح والأخذ بالجديد الأصلح
Dalam pelaksanaan Ujian Lisan Baca Kitab ini, tata tertibnya selalu dievaluasi untuk kemaslahatan siswa, sehingga memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih baik lagi dalam praktek ujian kitabnya. Adapun tata tertib atau ketentuan pokok tidak berubah sejak dulu, yaitu tentang:
1. Kelancaran membaca makna ala pesantren,
2. Kemampuan tata bahasa Arab (Nahwu dan Shorof) dan,
3. Kemampuan menjelaskan.
Berdasarkan pengamatan kami, ketika menguji beberapa kali di jenjang yang sama dengan aturan/tata tertib yang berbeda, memberikan hasil yang memuaskan kepada siswa itu sendiri dan kepada penguji dengan melihat kompetensi yang dimiliki siswa. Sehingga siswa ketika maju dalam ujian baca kitab sudah siap secara mental dan materi yang akan dibaca. Mereka mampu membaca kitab dengan lancar sesuai kaidah Nahwu Shorof yang benar, mampu menjelaskan isinya dengan baik dan benar serta mampu mengaitkan dengan permasalahan hukum yang sedang berlangsung. Dari sini terciptalah nuansa diskusi keilmuan yang hangat antara guru penguji dan siswa saat berlangsungnya ujian. (Hj. Endang Nuramidah, M.Pd, Guru Madrasah Muallimin Muallimat)