Setelah membicarakan tentang al isnad al khabary dalam Kalimat Dalam Ilmu Balaghah selanjutnya kita akan membahas kalimat yang ditangkap dan diartikan menurut akal sehat atau al isnad al aqly.
Al isnad al aqly terbagi menjadi dua, yaitu al haqiqat al aqliyah (kalimat dengan makna sebenarnya), yang kedua al majaz al aqly (kalimat yang memiliki makna majaz/kiasan).
Kalimat Dengan Makna Sebenarnya
Yang pertama al haqiqat al aqliyah atau kalimat yang memiliki makna sebenarnya tidak perlu banyak penjelasan. Karena dalam kalimat ini subyek kalimat memiliki predikat yang sesuai (mansub ilaa ma'mulihi), misal Allah SWT menciptakan alam. Dalam kalimat ini tidak memiliki makna lain. Makna sesuai dengan kalimat yang tertulis. Secara hakiki dan dibenarkan akal sehat, Allah SWT adalah sebagai subyek dari predikat menciptakan.
Ada empat kemungkinan dalam kalimat yang memiliki makna sebenarnya (al haqiqat al aqliyah):
1. Sesuai kenyataan dan akal sehat, misal: Allah SWT menciptakan alam. Menurut kenyataan Allah SWT pencipta alam. Hal ini juga dibenarkan akal sehat;
2. Sesuai akal sehat, tapi tidak sesuai kenyataan. Misal: hujan menumbuhkan tanaman. Akal sehat membenarkan, tapi kenyataannya yang menumbuhkan itu bukan hujan tapi Allah SWT;
3. Tidak sesuai akal sehat, tapi sesuai kenyataan. Misal: perkataan orang ateis, "Allah SWT pencipta manusia". Orang aties tidak percaya Allah SWT, tapi mengatakan sebagai pencipta. Akal sehat tidak menerima. Tapi kenyataannya yang mencipta manusia adalah Allah SWT.
4. Tidak sesuai akal sehat dan kenyataan. Misal: ada orang bohong mengatakan "presiden datang ke rumahku". Menurut akal dan kenyataan presiden tidak datang. Karena dia bohong.
Kalimat Dengan Makna Majaz (Kiasan)
Kalimat dengan makna majaz atau makna kiasan (al majaz al aqly) adalah subyek kalimat tidak sesuai dengan predikatnya (ma'mulnya). Misal: "Presiden RI membangun jalan tol".
Dalam kalimat ini subyek yaitu Presiden RI bukanlah orang yang berpredikat sebagai orang membangun jalan tol. Karena yang membangun secara hakiki adalah para pekerja. (ma)