Berita MadrasahMinggu, 09-Desember-2018 10:09 2792
Muallimin Online,
Seminggu lebih berselang, wajah-wajah yang berjalan mengarah ke gedung Madrasah di pagi hari masih terlihat merengut, pucat dan penuh beban. Sisa menghafal dan melalar kembali pelajaran selama tengah semester masih jelas tersurat menempel di sekujur tubuh.
Selama lebih seminggu, fenomena ini menghiasi hamparan siswa dan siswi Muallimin dan Muallimat Tambakberas yang merata menutupi jalan-jalan menuju ke gedung Induk dan gedung Fathimiyyah Madrasah Muallimat dan; gedung Madrasah Muallimin di gedung Timur dusun Gedang.
Belum lagi, ketika mereka selama seminggu lebih, sejak Sabtu (01/12) sampai Senin (10/12) harus menghadapi soal-soal ujian Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil 2018, yang berbeda dengan soal ujian pada umumnya. Menghadapi ketatnya pengawasan ujian. Menghadapi teman sebelah dalam ruang ujian yang bukan sekelas, yang berupaya meraup berkah dan manfaat ilmu dengan menghindari mencontek, memberi contekan dan berbuat culas lainnya. Menghadapi penilaian soal yang apa adanya, tanpa ada bantuan.
Karena dari ujian Madrasah inilah, seluruh akhlaq mulia dipertaruhkan, dengan mentaati semua tata tertib ujian. Mengabaikan tata tertib, atau bahkan sengaja melanggarnya, adalah tidak menjalankan akhlaq karimah, yang menjadi pondasi dasar dalam hidup di tengah-tengah masyarakat.
Namun, hari-hari belakangan ini, ketika ujian Madrasah sudah dijalani. Wajah-wajah kecut menyimpan kangen, berubah penuh ceria. Rasa bahagia merembet menguasai seluruh pikiran dan hati semua siswa siswi. Tinggal menunggu hitungan hari tanpa lagi dibebani menghafal pelajaran, mereka akan berjumpa dengan keluarga. Dengan ibu yang selalu merindu, dan merapal doa setiap waktu. Dengan ayah yang menanti gelisah, yang siang malam bekerja berjajar dengan doa, demi sang ananda.
Beberapa hari lagi, liburan Madrasah selama setengah bulan, mulai Ahad (16/12/2018) sampai Selasa (01/01/2019), akan menjemput mereka. Bukan cuti belajar yang harus dilakukan saat liburan, tetapi muhasabah dengan mempelajari kehidupan lain yang mungkin lepas dari rutinitas di Pondok Pesantren. Belajar untuk memahami bagaimana arus informasi menerjang kehidupan saat ini. Melalui berbagai media, terutama media sosial yang mencengkeram habis semua sisi kehidupan manusia.
Belajar lebih jauh, bagaimana berbakti kepada masyarakat, terutama kepada keluarga dan lebih khusus lagi kepada kedua orang tua. Karena pelajaran tentang ini di Pondok hanya disampaikan melalui kitab-kitab. Saatnya belajar untuk mempraktekkannya. (ma)