Selama ini, sebagaian besar, atau mungkin semua orang yang mengenal KH Abdul Nashir Fattah, baik dari kalangan sesama Kiai, sesama guru atau kalangan santri tidak tahu, jika Kiai Nashir merupakan pengikut aliran thariqat. Selama ini semua orang menganggap Kiai Nashir adalah seorang kiai syariat yang ahli dalam bidang Ilmu Fiqh, Hadist atau Tafsir, dan tidak menganggap Kiai Nashir adalah juga penganut thariqat tertentu.
Pada satu ketika, Kiai Nashir pernah menyampaikan bahwa dirinya adalah pengikut beberapa aliran thariqat. Hal ini terungkap saat Kiai Nashir menanggapi pernyataan kami yang menanyakan seorang Kiai sepuh, “apakah beliau Kiai thariqat?”.
Menanggapi pertanyaan kami tersebut, Kiai Nashhir secara spontan menjawab, “semua kiai itu mengikuti thariqat,” kata Kiai Nashir singkat.
“Apa seperti itu Kiai?”, pertanyaan lanjutanku.
“Saya sendiri pengikut beberapa thariqat. Bahkan Kiai Sahal juga pengikut thariqat,” jawab Kiai Nashir, meyakinkan kami.
Lebih lanjut Kiai Nashir cerita, jika dirinya adalah pengikut beberapa aliran thariqat. Pertama, Kiai Nashir saat berumur 40 tahun, ditemani Kiai Sahal Mahfudz, Kajen Pati, dibaiat oleh KH Ahmad Muthohhar Mranggen. Dari Kiai Muthohhar, Kiai Nashir dibaiat untuk mengamalkan amaliah thariqat Qadiriyyah Sadziliyyah. Amaliah thariqat ini, menjadi amalan harian Kiai Nashir.
Bahkan, Kiai Nashir diminta untuk menjadi mursyid thoriqat Qadiriyyah Sadziliyyah, tapi Kiai Nashir tidak mau. "Menjadi mursyid thoriqat ikut abot (berat, red), aku tidak kuat. Karena itu aku dadi pengikut saja", terangnya.
Kiai Nashir juga pengikut thariqat Ahli Hadist. Satu ketika, saat sowan ke gurunya, yaitu KH Maimun Zubair, Sarang Rembang, Kiai Nashir secara khusus dipanggil, kemudian ketika itu dibaiat sebagai pengikut thariqat Ahli Hadist. Menurut Kiai Nashir, Mbah Mun (KH Maimun Zubair) sendiri mempunyai silsilah thariqat Ahli Hadist ini berasal dari Sayid Muhammad Bin Alwi Al Maliky. (ma)