Ketika sakit dan opname di RSNU Jombang awal tahun 2022, kami menyelinap bezuk KH Abdul Nashir Fattah. Kami menyelinap masuk lewat ruang direksi RSNU, karena kalau lewat jalan normal, kami tidak diperbolehkan sama penjaga yang bertugas. Karena penjaga sudah diwanti-wanti untuk tidak memperbolehkan siapapun untuk membezuk beliau.
Kami memaklumi dan menaruh hormat kepada para penjaga yang bertugas. Karena benar-benar menjalankan perintah dari atasan mereka. Secara disiplin mereka menanyai siapapun yang 'dicurigai' akan membezuk Kiai Nashir. Tidak peduli apakah dia pengurus NU, atau bahkan jajaran pimpinan RSNU sendiri.
Namun kami masuk tidak melalui mereka. Jadi mereka tetap tidak melanggar. Kami melalui keluarga dan pihak direksi, jadi juga tidak melanggar.
Terlepas dari itu semua, kami berhasil masuk ke ruangan VVIP RSNU. Setelah mengetuk pintu, kami diterima Bu Nyai Salma dan putra beliau Gus Abdul Fattah Nashir yang kebetulan saat itu sedang berjaga.
Bu Nyai langsung matur ke Kiai Nashir bahwa saya datang.
Kemudian Kiai Nashir yang semula rebahan setengah duduk di dipan recleaining seketika mau duduk, tapi kami mencegahnya.
"Pun Yai, rebahan mawon (cukup Yai, dengan rebahan saja)", kata kami ketika itu.
Sebenarnya kami tidak tega melihat kondisi beliau yang menggunakan masker alat bantu pernafasan, dan tentu sulit untuk berbicara. Tetapi, dari wajah beliau ketika itu tidak terlihat wajah lelah atau sakit, meskipun dibantu dengan alat pernafsan, dan beliau mulai membuka pembicaraan.
Kami hanya bertanya kondisi beliau. Beliau menjawab, sudah lebih enak dan malah bercerita, "alat bantu pernafasan ini betul-betul menjadi alat penyambung nyawa," kata beliau sambil tertawa lepas.
Sejurus kemudian seperti orang yang tidak sakit, beliau bercerita seperti saat masih sehat tentang kondisi NU yang harus terus dihidupkan. Dalam hati saya bergumam, "waduh... Yai Nashir kalau sudah berbicara tentang NU. Kondisi sakit sudah seperti tidak sakit. Saking semangatnya".
Lebih lanjut, beliau menyampaikan bahwa, NU harus betul-betul dijalankan sesuai Visi-nya. Karena itu, orang yang menjalankan NU harus orang-orang yang betul-betul tahu dan memahami Visi dan Misi-Nya. Karena kalau tidak, NU bisa berjalan ke mana-mana.
Orang yang paham tentang Visi NU dan menjalankan sesuai dengan Visi tersebut, maka akan menyusun program yang sesuai dengan Visi. Namun yang tidak memahami Visi NU, maka program yang dijalankan tidak jelas. Bisa-bisa programnya berlawanan dengan Visi, atau bisa terombang ambing oleh kekuatan di luar NU.
Dalam merancang program atau kegiatan harus mengacu kepada Visi tersebut. Meskipun program dan kegiatannya tersebut harus kita anggap rencana. Karena rencana maka tidak menutup kemungkinan untuk berubah dalam pelaksanaan kegiatan, tidak apa-apa, tetapi harus tetap mengacu kepada Visi.
Sampai hampir 1 jam tidak terasa beliau cerita panjang lebar seperti bukan orang yang sedang opaname. Namun, kami harus tahu diri. Kami harus cepat-cepat pamit agar beliau bisa istirahat. Meskipun sulit memulai untuk pamit. (ma)