Dalam satu kesempatan, KH Abdul Nashir Fattah menyampaikan satu pernyataan yang pernah disampaikan oleh KH Abdul Karim Lirboyo. Pernyataan tersebut adalah: "Kitab kuning itu seperti maling".
Kiai Nashir bercerita, saat mondok di Kajen Pati Jawa Tengah, selalu menghafalkan kitab-kitab yang dipelajari, terutama kitab-kitab yang berisi pelajaran ilmu alat (nahwu, shorof, balaghah dan lain-lain). "Paham tidak paham pokoknya saya hafalkan dulu. Nanti satu ketika jika Allah memberikan kepahaman, maka kita akan bisa memahami apa yang kita hafalkan itu", katanya.
"Saya bolak balik kitabnya. Saya ulang-ulang terus. Dibaca terus menerus akhirnya paham juga", sambungnya.
Disinilah makna dawuh (pernyataan) KH Abdul Karim itu. Kitab kuning itu seperti maling. Maling itu kalau ketangkap polisi, jika tidak mengaku, maka akan ditanya terus. Digali terus. Berulang-ulang, sampai mengaku. Begitu juga dengan kitab kuning. Jika kita baca berkali-kali, berulang-ulang, maka akan mengaku. Maksudnya, kita akan bisa mengorek makna yang terkandung di dalam kitab kuning yang kita baca dengan berulang-ulang tersebut. Kita akan memahami maksudnya.
Kita baca satu kali mungkin kita belum bisa memahami. Dua kali mungkin belum juga kita pahami. Namun setelah kita baca berkali-kali, maka maksud yang terkandung dalam teks kitab kuning tersebut akan bisa kita pahami.
"Teori ini saya gunakan sejak saya masih belajar di pondok pesantren dulu, sampai sekarang", katanya.
Menurut Kiai Nashir, apa yang telah disampaikan oleh KH Abdul Karim, dengan bahasa yang berbeda, juga seringkali disampaikan oleh guru Kiai Nashir saat ngaji (belajar) di Mekkah, yaitu Sayid Muhammad Alawi Al Maliki, yang mengatakan (dalam Bahasa Arab): "Menancapnya ilmu (dalam hati) itu karena banyak membaca (mudzakarah)".
Hal ini juga sering disampaikan oleh ulama zaman dahulu, misalnya Imam Al Muzani, murid Imam Asy Syafi´i, beliau berkata: "500 (lima ratus) kali kitab Ar-Risalah telah aku baca. Setiap kali aku membacanya, aku dapatkan mutiara-mutiara baru yang tidak aku dapatkan saat membaca sebelumnya". (ma)