"Orang banyak menyangka bahwa kitab-kitab itu dapat menuntun orang bodoh untuk menggapai ilmu – padahal orang yang amat bodoh tidak tahu bahwa di dalam kitab-kitab itu banyak masalah rumit yang membingungkan akal orang cerdas.
Apabila engkau mencari ilmu tanpa guru – maka engkau dapat tersesat dari jalan yang lurus.
Segala perkara akan menjadi samar buatmu hingga – engkau menjadi lebih sesat daripada Tuma al Hakim."
حاشية الطالب ابن حمدون ص ٤٤
Dikisahkan:
Tuma al-Hakim adalah seorang tabib yang menjadi lambang kebodohan pada masanya. Ayahnya adalah seorang dokter. Setelah orang tuanya meninggal dunia, ia mewarisi banyak buku kedokteran milik orang tuanya tersebut. Ia pun sibuk menelaah buku-buku tersebut, dan dia membaca di buku tersebut:
الحَبَّةُ السَّوْدَاءَ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ
"Habbatusauda (jintan hitam) adalah obat untuk segala penyakit."
Kebetulan kitab yang dibacanya agak lapuk sehingga titik lafadz الحبة، huruf bā' nya terlihat menjadi الحية. al Habbatus Saudā, artinya jintan hitam, sementara al Hayyatus Saudā', artinya Ular Hitam. Sehingga kalimatnya menjadi seolah:
الحَيَّةُ السَّوْدَاءَ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ
"Ular hitam adalah obat untuk segala penyakit.
Dalam satu riwayat akhirnya ia meninggal dunia karena digigit ular hitam saat pergi mencarinya untuk obat, dan dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa ia menyebabkan kematian banyak orang karena memberi mereka obat yang terbuat dari olahan ular hitam.
"ITULAH SALAH SATU AKIBAT FATAL BELAJAR TANPA SANAD KEGURUAN."
(Moch Wildan Habibie, Guru Madrasah Muallimin Muallimat)