Muallimin Online,
Ada 3 (tiga) keunikan utama di Madrasah Muallimin Muallimat Bahrul Ulum Tambakberas yang harus dijaga dan terus dilestarikan. Hal ini inti yang disampaikan Wakil Kepala Madrasah I, KH Abdul Rohim Maruf, saat memberikan pengarahan sebelum Rapat Daring Sosialisasi Pembelajaran Tahun Pelajaran 2021/2022, dan Sosialisasi Tupoksi Guru, pada Kamis (15/07/2021).
Tiga keunikan utama di Madrasah Muallimin Muallimat tersebut, yang pertama, masih dilestarikannya sistem hafalan dalam kurikulum Madrasah, terutama hafalan nadham kitab Alfiyah Ibn Malik. Menjadi sistem artinya menjadi salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh semua siswa. Bukan kegiatan yang bersifat sukarela. Hafalan menjadi syarat bagi siswa untuk bisa naik kelas secara mutlak.
"Mata pelajaran yang ada di kurikulum Madrasah cukup banyak. Kita sudah berupaya agar siswa bisa menguasai secara maksimal semua mata pelajaran yang diajarkan. Tapi kegiatan pokok yang harus dipertahankan adalah hafalan. Karena hafalan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan", kata Pak Rohim.
Dalam kondisi seperti sekarang (di saat pandemi, red), menurut Pak Rohim, siswa butuh pendampingan yang maksimal. Banyak siswa yang tertinggal, bukan karena anak tidak mampu, tapi kita kurang dalam mendampingi dan mengawal secara terus menerus. Ini yang harus kita tingkatkan di tahun pelajaran berikut. Anak setor hafalan, dalam kondisi seperti sekarang tidak bisa kita tunggu, tapi harus terus ditanyakan oleh guru penyimak hafalan.
"Kurikulum dengan model seperti ini, yang menjadi salah satu daya tarik Madrasah Muallimin Muallimat. Kenapa kita diliput oleh media nasional untuk dipublikasikan? Karena ada daya tariknya", jelasnya.
Lebih lanjut, Pak Rohim juga menyampaikan bahwa, pada tahun pelajaran 2020/2021 ada dua peneliti, yang pertama meneliti tentang gaya kepemimpinan di Madrasah Muallimin Mualimat. Yang kedua meneliti model pembelajaran ala pesantren yang digabung dengan kurikulum formal. Ini karena ada keunikan dan daya tarik.
"Dari sini, saya berharap semua guru bisa mengikuti aturan atau sistem yang ada di Madrasah. Misalnya terkait buku atau kitab pegangan yang harus digunakan oleh semua guru. Tidak boleh menggunakan buku atau kitab yang tidak ditentukan oleh Madrasah", jelasnya.
Keunikan yang kedua, setelah lulus dari Madrasah, siswa bisa langsung menjadi guru yang baik ala pesantren.
"Di Madrasah diajarkan tentang teori pendidikan dan cara atau praktik mengajar diajarkan oleb madrasah, sehingga siswa bisa memiliki ilmu dan cara mengajar yang baik, dan bisa mempraktekkan", katanya.
"Karena itu, saya berharap guru pengajar ilmu pendidikan dan praktek pendidikan bisa menggunakan ketentuan yang dibuat oleh Madrasah", terangnya.
Keunikan yang ketiga adalah siswa harus bisa membaca kitab kuning. Bagi siswa kelas 1-3 harus menguasai baca kita Fathul Qorib. Sementara untuk kelas 4-6 haruss menguasai kitab Tahrir Syarah Tuhfatut Thullab. "Ini memang berat, tapi harus terus kita lakukan, karena sudah menjadi sistem di Madrasah", terangnya.
"Sebagai syarat kenaikan dan kelulusan, baca kitab untuk kelas 6, kita adakan pendampingan selama 2 (dua) bulan menjelang ujian akhir baca kitab", sambungnya.
"Alhamdulillah, anak-anak yang baca kitabnya baik, bisa kita rekomendasi untuk masuk salah satu Universitas Negeri, dan setelah diuji tulis dan baca kitab, ternyata bisa mendapatkan beasiswa. Selanjutnya kita dorong bagi yang diterima tersebut untuk menjadi penggerak kegiatan-kegiatan di Universitas tersebut, terutama kegiatan mahasiswa dan kegiatan keagamaan", pungkasnya. (ma)